Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perdagangan mengakui pihaknya tidak bisa mengendalikan harga semua bahan pokok kecuali beras yang pengaturannya dilaksanakan oleh Perum Bulog. "Upaya kita adalah bagaimana kita menyiapkan ketersediaan barang dan penyalurannya, itu yang penting. Kalau harga BBM, listrik dan beras pemerintah bisa tetapkan, tapi harga (kebutuhan pokok) lainnya tidak bisa ditetapkan," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Depdag, Subagyo usai rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu. Subagyo mengakui harga kebutuhan masyarakat tetap stabil tinggi meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah diturunkan dua kali. "Ada banyak hal yang membuat dia (harga bahan pokok) masih bertengger di situ (tinggi), antara lain terjadinya lonjakan penyaluran yang tidak seperti biasanya. Itu menyebabkan adanya biaya tambahan sehingga harganya tetap tinggi," ujarnya. Selain itu, komposisi BBM dalam pembentukan harga bahan pangan tidak proporsional. "Sebetulnya (pengaruh) yang paling besar adalah transportasi. Kebetulan transportasi barang itu tidak diatur pemerintah. Pemerintah hanya mengatur angkutan penumpang," tuturnya. Kebijakan stabilisasi harga pangan pokok oleh pemerintah saat ini difokuskan pada empat komoditi yaitu beras, minyak goreng, kedelai, dan tepung terigu. Selain itu, pemerintah kemungkinan juga melakukan stabilisasi harga pangan pokok untuk daging sapi, telur ayam dan susu. "Itu baru dibicarakan di kantor Menko Perekonomian. Kenapa tiga komoditi itu terkait instruksi Presiden," ujarnya. Saat ini, pemerintah masih membahas sistem stabilisasi harga daging sapi, telur ayam dan susu. "Sampai sekarang masih dibahas. Sebetulnya itu lebih banyak porsinya Departemen Pertanian, Depdag hanya untuk kecukupan suplai," jelasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009