Bandung (ANTARA News) - Para pelaku industri tekstil dan desainer Indonesia harus banyak belajar dari rekan mereka dari Korea dalam hal desain dan pemasaran tekstil.

Ketua Kongres Internasional Tekstil dan Kostum 2011 Biranul Anas Zaman di Bandung, Senin, mengatakan, saat ini industri tekstil Korea adalah yang paling pesat perkembangannya dan mereka gencar mengembangkan segala aspek mulai dari tekstil, musik, hingga perfilman ka.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam pembukaan Costume Exhibition (pameran kostum-red) yang digelar selama 3 hari di Lawangwangi Sciences and Art Estate, Bandung.

Dalam pameran kostum ini saja dari 80 karya yang terkumpul, 60 di antaranya adalah karya para desainer dari Korea.

"Karya-karya dalam pameran ini memang didominasi oleh karya desainer korea. Mereka memang aktif," kata Anas.

Anas menuturkan, yang membuat unggul karya-karya desainer korea adalah pemilihan kainnya. Kain yang digunakan merupakan kain lokal yang mereka desain sendiri.

"Sedangkan di Indonesia, kainnya saja masih pakai impor. Padahal akan lebih baik kalau kita mengangkat kain lokal, kain buatan kita sendiri," lanjut Anas.

Untuk itu, Anas menegaskan, pameran kostum ini bukanlah soal fesyen, melainkan lebih mengedepankan unsur tekstil dan kain.

Meski demikian, Anas menjelaskan bahwa bukan tidak mungkin industri tekstil Indonesia bisa maju. Pasalnya beberapa tekstil Indonesia memiliki potensi yang memiliki nilai tawar tinggi di kelas internasional, seperti batik, tie dye, dan songket.

"Seluruh negara punya potensi, indonesia juga punya potensi. Hanya saja potensinya belum diberdayakan secara optimal. Kalau begini terus, percayalah kita tidak akan bisa membuatnya mengglobal," katanya.

Untuk menindaklanjuti isu dari kegiatan ini, Anas mengatakan akan menggelar pertemuan untuk para pelaku industri tekstil di Indonesia dalam menyikapi permasalah tekstil di Indonesia.

"Rencananya ingin diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Kalau bisa sebelum pergantian tahun pertemuan sudah bisa terselenggara," lanjut Anas.

Pameran akan berlangsung selama 3 hari, mulai hari ini hingga Rabu (26/10).

Pameran ini merupakan salah satu rangkaian dari International Textiles and Costume Congress yang diselenggarakan atas kerjasama Jurusan Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa ITB dengan Organisasi Tekstil Internasional Ars Textrina (Inggris) dan Costume Culture Association atau CAA (Korea).

Kongres ini mengangakat tema "Heritage Textiles and Costume" dan melibatkan hampir 13 negara di dunia.

(ANT-277/M027)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011