Jakarta (ANTARA News) - Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta Utara menegur sebanyak 21 perusahaan industri yang membuang limbah sembarangan.

"Masih banyak perusahaan yang belum memahami pentingnya lingkungan. Mereka seenaknya saja membuang limbah, dan sudah kami tegur," ujar Kepala kantor KLH Jakarta Utara, Hotman Silaen di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, perusahaan industri masih seenaknya saja membuang limbah. Pada tahun ini, tercatat puluhan perusahaan terpaksa ditegur.

"Perusahaan-perusahaan itu terbukti membuang limbah ke sungai. Bahkan limbah dibuang hingga ke laut. Perusahaan, yang berdekatan dengan pesisir tersebut, membuang limbah jenis B3", katanya.

Mayoritas ada di dekat sungai maupun laut. Perusahaan itu adalah perusahaan besar, katanya.

Namun Hotman enggan membeberkan nama-nama perusahaan itu. "Yang jelas perusahaan besar, tidak etis saya menyebutkan nama-nama perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran".

Selain itu kata dia, instalasi pengelolaan limbah (ipal) di sejumlah perusahaan juga masih ada yang belum memenuhi standar.

Praktis limbah cair yang dibuang, masih berbahaya. "Setelah dicek ternyata ipalnya masih jelek, sehingga limbah yang dibuang masih beracun dan berbahaya," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya tidak segan-segan akan membawa kasus tersebut ke pengadilan.

Pada tahun 2009 lalu, sudah ada 21 perusahaan yang dibawa ke meja hijau. Pasalnya perusahaan tersebut diduga mereka membuang limbah B3 tanpa diproses lebih lanjut.

"Perusahaan-perusahaan kami seret ke pengadilan dan juga laporkan ke polisi. Kita juga menyertakan bukti-bukti, seperti sampel limbah yang dibuang dan sebagainya," katanya.

Dampak dari pencemaran itu, membuat kerusakan pada ekosistem biota laut. Bahkan pasokan ikan juga berkurang. Nelayan menjadi kesulitan mencari ikan untuk memenuhui kebutuhan sehari-harinya.

"Jelas itu mempengaruhi ekosistem. Ikan jadi banyak yang mati, dan nelayan kesulitan mencari ikan," tambahnya.

Akibat limbah beracun itu tambak nelayan banyak yang tidak menghasilkan ikan. Bahkan kerang hijau banyak yang mati dan nelayan harus memburu ikan hingga 12 mil ke tengah laut.
(ANT-008/003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011