Istana Tampaksiring, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan empat mata selama sekitar satu jam yang dimulai dari pukul 14.30 Wita dengan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, di Wisma Merdeka, Istana Tampaksiring, Bali, Jumat. Belum diketahui hasil pertemuan tersebut karena setelah pertemuan keduanya langsung melanjutkan kegiatan dengan menerima atau bertemu dengan anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) yang dibentuk oleh Kedua kepala negara pada tanggal 9 Maret 2005. Anggota KKP itu sendiri sebanyak 16 orang, yang delapan orang di antaranya berasal dari Timor Leste dan delapan orang lainnya dari Indonesia, namun menurut informasi, dalam pertemuan itu hanya diikuti oleh 15 orang anggota KKP karena satu orang anggotanya sedang berangkat ke luar negeri. Setelah melakukan pertemuan dengan KKP acara dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Republik Indonesia (RI) dan delegasi Republik Demokratik Timor Leste, namun sebelumnya di Jakarta Menlu Hassan Wirajuda dan Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal mengatakan dalam pertemuan tersebut diharapkan diketahui sikap pemerintah Timor Leste atas laporan Komisi Pencari Fakta dan HAM (CAVR) yang antara lain menyebutkan sebanyak 102.800 orang terbunuh selama kurun waktu 1974-1999, khususnya saat pendudukan Indonesia di Timor Leste. Sementara itu, Menlu Timor Leste, Ramos Horta, mengatakan bahwa selama ini hubungan Indonesia dengan Timor Leste cukup baik. Timor Leste, katanya mendukung Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan (DK) PBB. Sedangkan mengenai masalah masa lalu, Horta mengatakan, tidak dapat dilupakan baik masalah yang baik maupun masalah yang buruk, tapi yang terpenting adalah belajar dari masa lalu hingga masalah pada masa sebelumnya tidak lagi terjadi pada masa depan. Ia sekali lagi mengatakan bahwa kedua negara mempunyai hubungan yang baik dan Timor Leste ingin meneruskan hubungan yang baik dengan Indonesia di masa depan. Pada kesempatan itu, saat ditanya mengenai pencalonan SBY sebagai peraih hadiah Nobel Perdamaian, Horta mengatakan, sangat mendukung. Ia mengatakan, Yudhoyono adalah presiden yang baik serta juga dapat mengatasi konflik. Yudhoyono tidak hanya menyelesaikan masalah Aceh tapi ia juga pemimpin di negara dengan penduduk Islam yang besar. Rombongan presiden yang mengikuti acara tersebut, antara lain, Menkopolhukam Widodo AS, Mensesneg Yusril Ihza Mahendra, Menlu Hassan Wirajuda, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan penggantinya Marsekal Djoko Suyanto serta Kapolri Jenderal Pol Sutanto.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006