Van, Turki (ANTARA) - Kerusuhan meletus di satu penjara di provinsi yang diguncang gempa Bumi di Turki, Van, setelah pemerintah menolak untuk memindahkan tahanan yang ketakutan ke tempat yang aman, kata keluarga tahanan.

Suara tembakan terdengar dari kompleks tersebut, dan asap membubung ke udara pada malam hari, setelah para tahanan membakar selimut mereka dalam aksi protes.

Petugas pemadam dikerahkan untuk memadamkan si jago merah, demikian laporan AFP -yang dipantau ANTARA di Jakarta.

Penjara tersebut, yang dapat menampung sebanyak 1.000 tahanan, rusak akibat gempa berkekuatan 7,2 pada skala Richter, Ahad (23/10).

Keluarga tahanan berkumpul di luar bangunan penjara itu sambil berteriak "Erdogan --pembunuh". Mereka merujuk kepada Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

Penjara tersebut berada di pinggiran kota Van, ibu kota provinsi dengan nama yang sama --tempat sedikitnya 459 orang tewas tewas akibat gempa.

Sebanyak 200 tahanan melarikan diri dari penjara itu setelah gempa Bumi, Ahad, tapi 50 tahanan kembali setelah bertemu dengan keluarga mereka, kata pihak berwenang.

Gempa dengan kekuatan 7,2 pada skala Richter, gempa paling kuat yang mengguncang Turki dalam satu dasawarsa, adalah kemalangan lain buat orang Kurdi, kelompok suku yang dominan di Turki tenggara, tempat lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam aksi separatis selama tiga dasawarsa.
(C003)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2011