Ngawi (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeroto Ngawi, Jawa Timur, mendapat telefon dari seseorang tidak dikenal yang mengatakan ada bom siap meledak di rumah sakit itu, Rabu.

Salah satu petugas keamanan RSUD dr Soeroto Ngawi, Ririek, mengatakan, teror bom tersebut diterima melalui telefon yang diterima petugas Bank Jatim Cabang pembantu rumah sakit itu.

Telepon tersebut diterima oleh salah satu petugas keamanan bank.

"Penelepon gelap tersebut menyatakan jika di dalam Bank Jatim cabang pembantu rumah sakit setempat terdapat bom yang siap meledak," ujar Ririek kepada wartawan, di lokasi.

Merasa takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas keamanan bank tersebut melapor ke petugas keamanan rumah sakit.

Setelah itu, pihak rumah sakit melapor ke kantor polisi terdekat guna penanganan lebih lanjut.

Petugas Kepolisian Resor (Polres) Ngawi yang mendapati laporan langsung mendatangi lokasi dan melakukan penyisiran.

Setiap ruang di dalam Bank Jatim cabang pembantu tersebut disisir dan digeledah.

Semua barang yang dianggap mencurigakan diperiksa oleh petugas. Tidak hanya lokasi Bank Jatim cabang pembantu, peyisiran juga dilakukan di sejumlah lokasi rumah sakit yang dianggap rawan bom.

Penyisiran lokasi dilakukan dengan alat pendeteksi logam.

Meski dilakukan penyisiran, namun petugas tidak menyuruh para pegawai bank dan rumah sakit untuk keluar dari bangunan. Hal ini untuk menghindari kepanikan.

Wakil Kepala Polres Ngawi Komisaris Polisi Noor Ghozali membenarkan adanya ancaman teror bom tersebut. Namun, setelah seluruh ruangan diperiksa, tidak ditemukan satupun benda yang mencurigakan.

"Memang ada ancaman bom di Bank Jatim cabang pembantu RSUD Ngawi. Namun, setelah dilakukan penyisiran tidak terbukti," ujar Wakapolres Ngawi.

Ia menambahkan, meski tidak terbukti, pihaknya tetap akan menyelidiki kasus ancaman bom tersebut, termasuk mencari identitas sang peneror.

"Kami akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Sebab tindakan tersebut telah menimbulkan kepanikan masyarakat," kata Noor.

(ANT-072/A035)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011