Jakarta (ANTARA) - Direktur Surat Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebutkan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini dibayangi oleh sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

"Sikap hawkish Fed terjadi atas ekspektasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan Mei mendatang dan rencana The Fed untuk melakukan konsolidasi balance sheet-nya sebesar 8,2 triliun dolar AS," ujar Deni dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi lelang SUN adalah masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan lebih dari satu bulan, serta adanya lonjakan COVID-19 di Tiongkok yang menyebabkan lockdown di kota-kota besar.

Baca juga: Dolar raih naik mingguan terbesar sebulan, karena pesan "hawkish" Fed

Namun demikian, minat investor pada lelang hari ini masih cukup baik, yang tercermin dari penawaran masuk (incoming bids) Rp40,28 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 3,65 kali.

Dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka pemerintah menyerap dana sebesar Rp11,05 triliun dari penawaran yang masuk.

Pemerintah juga akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option/GSO) pada tanggal 13 April 2022 yang menawarkan seri Obligasi Negara FR0090, FR0091, FR0093 dan FR092 dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sama dengan lelang hari ini.

Deni menuturkan preferensi investor tak berubah untuk obligasi negara, yaitu pada dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 39,07 persen dari total incoming bids dan 55,66 persen dari total awarded bids, sementara incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu Rp9,21 triliun.

Baca juga: Saham Asia tergelincir karena Fed yang "hawkish" dan dolar menguat

Dalam lelang kali ini, tercatat pula peningkatan partisipasi asing dibandingkan lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor 10 dan 20 tahun.

Incoming bids asing mencapai Rp4,45 triliun atau 11,04 persen dari total incoming bids yang masuk pada lelang hari ini dan dimenangkan sebesar Rp540 miliar atau 12,06 persen dari total awarded bids.

Secara umum imbal hasil rata-rata tertimbang lelang SUN hari ini naik satu hingga 5 bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya, yang sesuai dengan kondisi dan pergerakan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir.

Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2022 dan pemerintah optimis kondisi pasar akan semakin kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022