Medan (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Musisi Indonesia (Fesmi) Medan Muhammad Irsan berharap Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly lebih sering menggelar dialog dengan masyarakat.

"Pertemuan Menteri Hukum dan HAM Yasonna dengan komunitas ini sangat bagus, tapi kalau bisa jangan cuma sekali. Buat secara berkala, seperti tiga sampai enam bulan sekali," ujar Irsan dalam kegiatan "Yasonna Mendengar", di Grand Andaliman, Medan, Sumatera Utara, Selasa, sebagaimana dalam keterangan tertulis yang diterima.

Menurutnya, pertemuan yang dekat dan dialog secara langsung dibutuhkan oleh masyarakat yang mengalami kendala, khususnya terkait dengan pelindungan kekayaan intelektual.

Baca juga: Yasonna: Pemerintah dorong inovasi kekayaan intelektual pemuda-UMKM

Dalam kegiatan tersebut, Fesmi menyampaikan kegelisahan musisi Medan karena sering mendapatkan penghasilan atau kontrak kerja yang tidak terstandarisasi dari pihak yang membutuhkan jasa dan karya mereka.

Irsan mengatakan, anggota Fesmi bahkan tidak bisa memperoleh pendapatan yang pasti dan kontrak kerja mereka sering diputuskan sepihak oleh kafe ataupun restoran yang mempekerjakan mereka.

Untuk mengatasi hal tersebut, Fesmi memberikan masukan kepada Pemerintah agar membuat peraturan tentang standar tarif bagi para musisi.

Irsan menyampaikan Fesmi berharap Yasonna dapat mendengar masukan tersebut.

"Kami berharap Pak Menteri Yasonna mendengar masukan terkait dengan pembuatan peraturan tentang standar tarif untuk para musisi karena selama ini, praktiknya di Medan tarif itu berbeda-beda. Kami juga ingin, baik pihak yang memberikan kontrak maupun yang diberi kontrak, sama-sama untung," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, pendiri komunitas Blogger Sumatera Utara Desy Zulfiani menilai kegiatan "Yasonna Mendengar" bermanfaat bagi dirinya secara pribadi dan komunitas.

Setelah menghadiri kegiatan itu, Desy mengaku menjadi lebih terpacu untuk membuahkan karya.

"Dulunya, kami tidak tahu bagaimana caranya melindungi karya kami. Sekarang, kami jadi lebih termotivasi untuk membuat karya secara bersama-sama karena acara ini," kata Desy.

Selain menyampaikan aspirasi, dalam kegiatan "Yasonna Mendengar", komunitas-komunitas di Medan yang hadir juga diberikan kesempatan untuk melihat contoh cara mengakses Persetujuan Otomatis Pencatatan Hak Cipta (POP HC). Mereka diberikan pula fasilitas pencatatan gratis.

Baca juga: Menkumham dorong masyarakat daftarkan kekayaan intelektual
Baca juga: Menkumham sebut ekonomi kreatif percepat pemulihan ekonomi nasional
Baca juga: "Mobile IP Clinic" dorong pariwisata Bali melalui pelindungan KI

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2022