Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya air, khususnya air tanah dengan mengedepankan pendekatan secara saintifik (scientific).

Menteri Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan air tanah merupakan sumber air yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dari air permukaan mengingat pengisian kembali air tanah membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu, dia mengimbau dalam pemanfaatan air tanah harus dilakukan seoptimal mungkin dengan mengacu pada prinsip save yield.

"Optimalisasi harus diartikan sebagai pemanfaatan optimal dengan mengedepankan pada save yield, bukan semaksimal mungkin untuk suplesi air permukaan. Jadi yang saya maksud dengan save yield adalah kita memanfaatkan air tanah dengan conjunctive use," kata Menteri Basuki.

Sesuai amanat Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan sumber daya air berdasarkan pada Wilayah Sungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan.

Kendati potensi alamiah sumber daya air di Indonesia, baik air tanah maupun air permukaan sangat besar, namun membutuhkan pengelolaan yang baik agar terhindar dari krisis air bersih.

"Sehingga perlu menyeimbangkan dalam eksplorasi air tanah dengan air permukaan untuk pemanfaatannya, agar kemerosotan dapat kita cegah atau paling tidak kita perpanjang umur air tanah," katanya.

Pengelolaan sumber daya air tidak dapat dilakukan oleh satu sektor saja. Kolaborasi antar pemangku kepentingan baik masyarakat, pemerintah, pengusaha, akademisi, peneliti, maupun organisasi profesi bidang air sangat penting dalam rangka memberikan solusi nyata bagi setiap permasalahan air tanah di Indonesia, demi keberlanjutan air tanah yang baik di masa depan.

"Menurut catatan saya ada tiga yang perlu difokuskan, pertama yang berhubungan dengan konservasi daerah imbuhan, kedua berkaitan dengan save yield untuk kebijakan dan implementasinya, dan ketiga eksplorasi air tanah itu di mana dapat dilakukan," kata Basuki.

Ia juga mengingatkan agar berhati-hati dalam membuat sumur resapan untuk menjaga kualitas air tanah. Dalam membangun sumur resapan juga harus memperhatikan water table atau batas muka air tanah agar air yang terserap dari permukaan justru tidak mencemari air tanah.

"Saya juga ingin mengangkat tema khusus air tanah pada Wold Water Forum di Bali tahun 2024 nanti, karena kalau di luar negeri pemanfaatan air tanah dilakukan secara saintifik (scientific)," kata Menteri Basuki.

Baca juga: Menteri PUPR tekankan pemanfaatan TIK bagi pengelolaan sumber daya air

Baca juga: Indonesia dorong pengelolaan air berkelanjutan di forum G20 EDM-CSWG

Baca juga: Menteri PUPR ungkap pentingnya pengelolaan air untuk capai SDGs 2030

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022