Benghazi (ANTARA News) - Penguasa baru Libya mengatakan mereka akan mengusut pembunuh mantan pemimpin Libya Muamar Gaddafi menyusul kecaman internasional atas keadaan sekitar kematiannya.

"Berkenaan dengan Gaddafi, kami tidak akan menunggu siapapun untuk memberitahu kami," kata Abdel Hafiz Ghoga, wakil pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC) pada konferensi pers di Benghazi.

"Kami telah melancarkan penyelidikan. Kami telah mengeluarkan kode etik dalam menangani tawanan perang. Ada beberapa pelanggaran oleh orang-orang yang sungguh disayangkan melukiskan dirinya sebagai revolusioner. Saya yakin itu aksi individual dan bukan aksi revolusioner atau tentara nasional," kata pejabat penting pemerintah sementara itu.

"Kami telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa suatu pelanggaran hak asasi manusia akan diselidiki oleh NTC. Siapapun yang bertanggungjawab atas hal itu (pembunuhan Gaddafi) akan diadili."

Ghoga, yang berbicara dalam bahasa Arab dan diterjemahkan oleh seorang penterjemah pemerintah, sedang menanggapi pertanyaan khusus mengenai kematian Gaddafi dan kemungkinan penganiayaan Gaddafi.

Pernyataannya itu dibuat ketika NATO mempertimbangkan kemungkinan peran baru di Libya menyusul kematian Gaddafi yang kontroversial, sementara Prancis mengatakan PBB akan mengadakan pemungutan suara, Kamis, untuk mengakhiri mandat aliansi itu untuk melakukan perang udara di Libya pada 31 Oktober.

PBB dengan suara bulat, telah mensahkah resolusi yang mengakhiri mandat NATO itu.
(S008/H-RN)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2011