Jakarta (ANTARA News) - Pengamat dari Kementerian Luar Negeri, PLE Priatna, meyakini visa bersama ASEAN (ASEAN Common Visa) akan mendongkrak kunjungan pariwisata dari turis mancanegara ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Kalau ada visa bersama ASEAN, maka akan terlihat dampaknya terhadap pariwisata, di kawasan ini," ujarnya pada focus group discussion (FGD) Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Kamis.

Diakuinya Indonesia mungkin tidak mendapat dampak kunjungan pariwisata asing paling besar dari penerapan visa bersama ASEAN. Selama ini, kata dia, Thailand merupakan negara di kawasan Asia Tenggara yang paling besar mendapat kunjungan wisatawan asing.

Berdasarkan data tahun 2010, kata Priatna, Thailand mendapat kunjungan wisatawan asing sebanyak 11 juta orang, kemudian posisi kedua adalah Malaysia dengan jumlah kunjungan wisatawan asing sebanyak 5,6 juta orang.

Sedangkan Indonesia, lanjut dia, berada di posisi ke tiga dengan kunjungan wisatawan asing sebanyak 4,6 juta orang, kemudian Myanmar dengan 2,79 orang, dan Kamboja 1,6 juta orang.

"Dengan peta tersebut, Thailand diuntungkan, karena sebelum ada visa bersama ASEAN saja, sudah menarik kunjungan wisatawan asing. Tinggal bagaimana kesiapan Indonesia memperkuat daya tarik dan promosi pariwisatanya," ujar Priatna.

Namun dikatakannya pula, banyaknya kunjungan wisatawan asing ke suatu negara di kawasan Asia Tenggara, tidak hanya terkait obyek wisata yang menarik, namun juga pengurusan visa yang mudah menjadi pertimbangan. Ia meyakini lebih rendahnya kunjungan wisatawan asing ke Kamboja dibandingkan Myanmar atau Indonesia, terkait pengajuan visa yang lebih sulit di negara tersebut.

"Memang ada studi yang mengatakan paket (wisata) murah, fasilitas publik, dan keamanan sangat menentukan kunjungan wisatawan asing ke suatu negara," katanya.

Terkait pariwisata Indonesia, menurut dia, banyak hal yang perlu dibenahi terutama akses transportasi ke daerah tujuan wisata. Seringkali, menurut Priatna, Indonesia kalah bersaing untuk menarik turis mancanegara yang datang ke Singapura untuk juga melanjutkan wisatanya ke Indonesia.

"Banyak turis asing yang datang ke Singapura sebagai pintu masuk ke kawasan Asia Tenggara, lebih memilih kunjungan ke Malaysia yang akses transportasinya mudah dan murah," ujar Priatna yang juga pejabat senior di Ditjen Kerja sama ASEAN Kementerian Luar Negeri.

Sementara itu Direktur Standarisasi Pariwisata Kementerian Pariiwisata dan Ekonomi Kreatif, Ani Insani, mengatakan pariwisata termasuk dalam 11 sektor prioritas yang dipercepat liberalisasinya dalam kerangka pasar bebas ASEAN.

"Sejak itu, jumlah kunjungan turis dari ASEAN yang tertinggi adalah dari Singapura dan Malaysia," katanya. Senada dengan Priatna, diakuinya, masalah transportasi masih menjadi kendala mempromosikan tujuan wisata di Indonesia yang murah.

Selama ini, lanjut Ani, banyak tujuan wisata Indonesia yang bagus seperti di Dompu, hanya dikunjungi turis yang memiliki uang banyak.
(R016)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011