Moskow (ANTARA News) - Rusia meluncurkan pesawat antariksa tanpa awak pertamanya untuk mengirim persediaan bagi Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Ahad setelah kecelakaan pada Agustus yang menyebabkan separuh jumlah awak berada di luar orbit.

Kecelakaan tersebut telah menyebabkan keprihatinan terhadap peran Rusia sebagai penyedia tunggal penerbangan antariksa, menurut Reuters.

Pesawat angkut antariksa, Progress, diluncurkan sesuai jadwal dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan pada pukul 06:11 waktu setempat dengan membawa persediaan bagi ISS -mengorbit setinggi 386.242 kilometer di atas bumi- yang didanai oleh 16 negara dengan total biaya sebesar 100 miliar dolar AS.

"Pesawat tersebut dilaporkan berjalan sesuai rencana dan tidak ada masalah," kata Televisi Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional (NASA) dalam situs www.nasa.gov.
     
Dalam videonya NASA memperlihatkan Progress lepas landas di stepa wilayah Kazakstan saat cuaca yang cerah dengan mengangkut hampir tiga ton makanan, bahan bakar, dan persediaan seperti oksigen, pakaian, bahkan sejumlah iPad.
     
Reuters melaporkan, Progress diperkirakan bersandar ke ISS yang berukuran sebesar rumah dengan lima kamar tidur pada Rabu.
     
Untuk membuat ISS, AS dikabarkan membutuhkan waktu selama sepuluh tahun dan stasiun tersebut digunakan untuk penelitian dan uji coba teknologi baru di lingkungan yang memiliki sedikit daya gravitasi.

Sebelumnya, seluruh penerbangan antariksa asal Rusia ditunda setelah kegagalan terbang Progress yang menyisakan separuh dari jumlah seluruh awak--tiga awak yang terdiri dari Kepala Stasiun asal AS, Mike Fossum, kosmonot Rusia, Sergei Volkov, dan kosmonot Jepang, Satoshi Furukawa.
     
Awak yang baru diharapkan terbang ke orbit pada 14 November dan akan tiba di ISS dua hari kemudian.
     
Sejak berhentinya kiprah AS dalam menerbangkan pesawat antariksa pada musim ini, kapsul Soyuz milik Rusia menjadi satu-satunya pesawat yang bisa mengangkut awak ke ISS dengan mengenakan biaya kepada NASA sekitar 350 juta dolar per tahun-nya.

Sementara itu pada 2011, NASA mencari dana 850 juta dolar AS guna membantu perusahaan swasta asal AS untuk mengembangkan angkutan ruang angkasa yang bertujuan mencegah monopoli Rusia dalam penerbangan awak antariksa sebelum akhir 2016.

(SDP-12)

Penerjemah:
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011