Bengkulu (ANTARA News) - Provinsi Bengkulu dan sekitarnya 12 jam ke depan diperkirakan berpeluang dilanda hujan lebat kadang disertai badai guntur, sehingga masyarakat perlu waspada untuk menghindari ancaman bencana tersebut.

Ancaman hujan lebat itu terlihat dari pantauan citra satelit cuaca karena akan terjadi pertumbuhan awan di wilayah Sumatra termasuk Bengkulu, kata analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meterologi fatmawati Soekarno Bengkulu Harist Syahid Hakim, Selasa.

Ia memperkirakan, angin di wilayah Bengkulu pada umumnya bertiup dari arah Timur Laut hingga Barat Daya dengan kecepatan berkisar 05 sampai dengan 29 kilometer perjam atau berkisar 03 - 16 knots.

Cuaca di wilayah Bengkulu sebagian besar terjadi berawan, misalnya di kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu, suhu udaranya berkisar 23-31 derajat celcius dan kelembabannya antara 65-95 persen.

Sedangkan pada tiga kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Seluma dan kabupaten Kaur diperkirakan berawan dan berpeluang turun hujan pada siang dan malam hari, suhu udaranya antara 23-30 derajat cecius dan kelembabannya antara 67-98 persen.

Ia juga memperkirakan gelombang laut di perairan Bengkulu tingginya berkisar antara dua hingga 2,5 meter, lebih rendah dari sebelumnya mencapai tinggi tiga meter.

Gelombang laut di perairan Bengkulu tingginya antara satu hingga dua meter, angin di wilayah itu bertiup dari arah Timur laut hingga Barat daya dengan kecepatan antara 03-16 knots.

Gelombang laut tinggi dua meter itu juga diperkirakan terjadi di perairan Enggano, hembusan anginnya dari arah Timur laut hingga Barat daya dengan kecepatan antara 05-16 knots.

Sedangkan gelombang di Samudra Hindia Barat Bengkulu tingginya antara 1,5 hingga 2,5 meter, angin di wilayah itu bertiup dari arah Timur hingga Barat dengan kecepatan antara 05-18 knots.

Kepala Dinas Pertanian Kota Bengkulu Ir Gunadi mengatakan, memasuki musim penghujan saat ini pihaknya mengimbau kepada petani agar turun serentak ke sawah, untuk menghindari ancaman hama tikus dan walang sangit.

Biasanya memasuki musim penghujan, ancaman hama tanaman padi itu akan meningkat bila patani menanam serentak dapat mengurangi serangan hama tersebut, katanya. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011