Tripoli (ANTARA News) - Akademikus Abdel Rahim al-Kib telah terpilih, Senin, untuk memimpin pemerintah sementara baru Libya, dan ia berjanji untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai prioritasnya.

"Kami menjamin bahwa kami akan membangun sebuah bangsa yang menghormati hak asasi manusia dan tidak akan menerima pelanggaran atas hak asasi manusia. Tapi kami perlu waktu," katanya pada konferensi pers tak lama setelah pemilihan, lapor AFP.

Mengenai masalah para bekas gerilyawan yang telah mengalahkan pemimpin Libya dalam waktu lama, Muamar Gaddafi, ia mengatakan pemerintahnya akan bekerja dengan mereka untuk memulihkan stabilitas.

"Kami sangat menyadari bahwa saudara-saudara kami, para revolusioner, pejuang, memiliki pendapat sama seperti kami. Mereka juga percaya bahwa stabilitas negara ini sangat penting."

Kib, yang berasal dari Tripoli, muncul di depan dalam perjuangan untuk mencapai jabatan itu mengungguli empat calon lainnya pada putaran pertama pemilihan, dengan memperoleh 26 dari 51 suara yang diberikan oleh para anggota Dewan Transisi Nasional (NTC).

Pemimpin NTC, Mustafa Abdel Jalil, adalah yang pertama dari para anggota dewan yang memberikan suaranya. "Pemilihan ini membuktikan bahwa rakyat Libya dapat membangun masa depan mereka," katanya.

Seorang lulusan dari universitas Tripoli, Southern California dan North Carolina State, Kib mengajar di beberapa perguruan tinggi dan juga di Petroleum Institute di Uni Emirat Arab.

Ia menjadi seorang peneliti dalam teknik tenaga listrik dan pengarang sejumlah naskah riset.

Pejabat NTC Mustafa al-Mana mengatakan 52 anggota dewan telah diminta untuk memilih dari lima calon yang tersisa setelah penarikan diri lima calon lainnya, termasuk wakil pemimpin NTC Abdel Hafez Ghoga.

Di antara calon-calon penting lainnya itu adalah menteri perminyakan sementara Ali Tarhuni dan Idriss Abu Fayed, bekas penentang Muamar Gaddafi yang telah dipenjarakan di bawah rezim yang telah terguling itu, dan Ali Zidan, seorang wakil NTC di Eropa.

NTC, yang telah menyatakan "kebebasan" negara itu tiga hari setelah penangkapan dan tewasnya Gadafi pada 20 Oktober, telah meluncurkan peta jalan ke Libya baru dengan penghitungan 20 bulan ke pemilihan umum.

Pemerintah sementara akan mengadakan dalam delapan bulan pemilihan 200 anggota majelis, atau "kongres umum nasional".

NTC, yang dibentuk di Benghazi pada akhir Februari lalu, akan mundur saat kongres itu, yang akan mengambil-alih sebagai wakil-wakil sah rakyat Libya, mengadakan sidang pertamanya.

Kongres itu akan memiliki waktu dua bulan untuk menunjuk perdana menteri, yang pemerintahnya yang baru dibentuk akan diajukan ke pemilihan kepercayaan dan membentuk komisi untuk menyusun konstitusi.

Sebulan kemudian, konstitusi akan diajukan ke referendum. Jika konstitusi itu disahkan, kongres memiliki 30 hari untuk menyusun undang-undang pemilihan, dan pemilihan akan diadakan dalam enam bulan.

Kongres akan memiliki waktu 30 hari untuk menyetujui hasil pemilihan dan 30 hari lainnya untuk memanggil sidang parlemen terpilih, yang secara resmi akan mengakhiri periode transisi. (S008)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011