Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat harus bernegosiasi terlebih dahulu dengan negara-negara tetangga Afghanistan sebelum duduk bersama dengan Taliban untuk membahas perang yang telah berlangsung selama satu dasawarsa di negara itu, kata mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger, Selasa.

Dalam sebuah kritik terselubung terhadap kebijakan Gedung Putih, negarawan senior itu juga mengatakan bahwa Washington telah sangat terbatas kemampuannya untuk mencapai penyelesaian di Afghanistan karena pernyataan terkait penarikan pasukan Amerika Serikat.

"Saya tidak keberatan dengan prinsip negosiasi dengan Taliban," kata Kissinger kepada para peserta diskusi panel di Woodrow Wilson International Center, sebuah kelompok think-tank di Washington, demikian AFP.

"Tapi untuk tujuan mengakhiri perang, itu adalah dampak yang salah dari keputusan itu. Negosiasi pertama dalam pandangan saya seharusnya adalah dengan negara-negara sekitarnya," termasuk Pakistan, India dan Iran, negara-negara yang mencari pengaruh yang lebih besar di Afghanistan setelah Amerika Serikat hengkang.

"Jika ada negosiasi dengan Taliban, harus dalam kerangka dari negosiasi multilateral di kawasan itu," kata Kissinger.

Dengan jadwal penarikan pasukan tempur NATO dari Afghanistan pada 2014, kebutuhan untuk menemukan penyelesaian di negara yang dilanda pemberontakan itu telah menjadi semakin mendesak.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton awal bulan ini mengakui bahwa Amerika Serikat telah bertemu dengan jaringan Haqqani, sebuah faksi Taliban yang dinilai oleh Amerika Serikat sebagai musuh yang paling kuat di Afghanistan timur.

Komentar Kissinger itu muncul satu hari sebelum konferensi internasional di Istanbul dengan tema "Keamanan dan Kerjasama di Jantung Asia." Dua puluh negara dan organisasi diharapkan untuk hadir.

Hillary dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam konferensi itu tapi membatalkan kunjungannya karena kematian ibunya. Utusan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan Marc Grossman dijadwalkan menggantikan Hillary di acara tersebut.

Kissinger menegaskan bahwa nilai tawar AS akan menguap jika menarik pasukannya keluar sebelum ada penyelesaian.

"Jika bernegosiasi sementara pasukan Anda ditarik, maka tidak berada dalam posisi negosiasi yang menguntungkan," katanya.

Dia juga menganjurkan agar melakukan penarikan sebagian besar pasukan di "akhir proses, dan bukan di awal," karena penting untuk" menjaga kemampuan bertindak selama mungkin, karena prinsip utama adalah menarik pasukan."

Kissinger, diplomat tertinggi AS dari tahun 1973 hingga 1977, merujuk pengalamannya dengan Vietnam dan menarik kesamaan dengan situasi yang dihadapi oleh Presiden AS Barack Obama di Afghanistan.

"Ketika saya sedang bernegosiasi, ada satu pertanyaan yang menghantui saya dan selalu saya pikirkan sebelum proses berlangsung yaitu `apa yang membuat yakin bahwa akan lebih sukses dengan terus-menerus mengurangi pasukan dari pada dengan pasukan sebelum penarikan?"

"Tidak ada jawaban yang memuaskan (untuk pertanyaan itu)," kata Kissinger.
(G003/B002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011