Yogyakarta (ANTARA News) - Produsen kain batik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membutuhkan bantuan promosi untuk memasarkan produknya. Wardiyah (64) dan Danuri (50), keduanya produsen kain batik di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, Minggu, mengatakan, pihaknya memerlukan kemudahan dalam mempromosikan hasil produksi. "Promosi yang kami perlukan bukan hanya di pangsa pasar lokal melainkan juga nasional bahkan internasional," kata Wardiyah. Menurut dia, promosi kain batik di Bantul selama ini hanya secara tradisional yakni melalui komunikasi antara produsen dan pedagang lokal tingkat pengumpul. Sedangkan promosi di pangsa pasar nasional dan internasional melalui media massa dan internet belum ada, dan jika ada masih terbatas. "Dengan kenyataan seperti itu, pemerintah termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY diminta ikut memberikan kemudahan terhadap produsen kain batik dalam berpromosi," katanya. Sementara itu, Warsiyah (48) dan Zubaidah (51), keduanya produsen kain batik di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Bantul, mengatakan, pasar kain batik asal Bantul cenderung menurun akibat kurang promosi. "Mutu kain batik hasil produksi kami cukup bagus, namun masih kurang laku di pasar akibat kurang dipromosikan," kata Warsiyah. Harga kain batik di Bantul bervariasi atau tergantung dengan jenis dan kualitasnya, namun untuk jenis batik tulis Rp150 ribu hingga Rp1 juta per meter, dan kain batik cap Rp25 ribu sampai Rp100 ribu per meter. Jumlah produsen dan hasil produksi kain batik di Bantul tidak diketahui secara pasti, namun khusus untuk Kecamatan Imogiri dan Pandak ada sekitar 40 pengusaha dengan mempekerjakan tenaga kerja perajin sekitar 200 orang.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006