London (ANTARA) - Rubel Rusia menguat terhadap dolar pada awal perdagangan Selasa waktu setempat, sementara harga obligasi pemerintah OFZ naik ke level tertinggi sejak 21 Februari di tengah ekspektasi bahwa bank sentral Rusia akan segera memangkas suku bunga lagi.

Pada pukul 07.38 GMT, rubel menguat 0,6 persen terhadap dolar pada 79,30 dan telah melemah 0,2 persen untuk diperdagangkan pada 83,97 versus euro setelah pada Senin (18/4/2022) sempat menyentuh level terkuatnya sejak 8 April di 82,60.

Pergerakan rubel secara artifisial dibatasi oleh kontrol modal yang diberlakukan Rusia pada akhir Februari sebagai tanggapan atas pukulan yang diderita oleh sektor keuangan dan ekonominya dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sanksi tersebut dirancang untuk menghukum Moskow karena mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Di pasar obligasi, dimana non-penduduk tidak diizinkan untuk menjualnya sejak akhir Februari, imbal hasil acuan obligasi OFZ 10-tahun turun menjadi 10,36 persen dari sekitar 11,6 persen seminggu yang lalu, bergerak terbalik dengan harga mereka.

Baca juga: Kurs rubel Rusia dekati 80 terhadap dolar AS, saham jatuh

Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada Senin (18/4/2022) mengatakan bank sentral harus bekerja untuk meningkatkan ketersediaan kredit bagi perekonomian, menunjukkan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk memotong suku bunga utamanya dari 17 persen pada rapat dewan berikutnya 29 April.

Nabiullina juga memperingatkan bahwa ekonomi Rusia "akan memasuki periode transformasi struktural" pada kuartal kedua dan ketiga, yang menurut para analis berarti kontraksi ekonomi yang dalam dan cepat.

Hanya dalam dua kuartal, ekonomi Rusia dapat melepaskan semua keuntungan yang dibukukannya pada 2012-2021, kata Evgeny Suvorov, seorang ekonom di CentroCreditBank. Ia memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga utamanya menjadi 15 persen minggu depan.

Indeks saham Rusia turun. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel jatuh 1,4 persen menjadi 2.310,3 poin, level yang terakhir terlihat pada 25 Februari, sebelum bank sentral menangguhkan perdagangan pasar saham selama hampir sebulan. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 1,0 persen menjadi 916,2 poin.

Baca juga: Dolar AS sentuh puncak baru 2 tahun, dipicu prospek kenaikan bunga Fed

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022