Jakarta (ANTARA) - Global CBO & CEO South-East Asia & Middle East Ankit Tandon mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memperkuat investasi di bidang teknologi untuk menghadapi fase pemulihan pariwisata pasca-pandemi.

Ankit mengatakan pihaknya berencana meningkatkan dua hingga tiga kali lipat investasi di bidang teknologi dengan tujuan untuk memberikan kemudahan layanan kepada mitra, pengguna, serta karyawan OYO.

Baca juga: Kemenparekraf dan OYO kolaborasi digitalisasi desa wisata

Menurut perusahaan, pengembangan teknologi terkini menyeluruh memungkinkan OYO untuk menjalankan fungsi bisnis perhotelan secara efektif dan efisien, menyediakan akomodasi berkualitas di bisnis hotel segmen menengah, serta memberikan pengalaman digital yang seamless kepada para pelanggan.

"Kami melihat bahwa teknologi saat ini menjadi penentu dalam melakukan sesuatu di mana pun dan industri pariwisata atau industri hotel tidak berbeda. Itulah sebabnya kami merasa bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam produk teknologi, baik untuk pelanggan, mitra bisnis, maupun karyawan adalah perusahaan yang akan sukses di masa depan. Itulah pemikiran dasarnya," kata Ankit dalam wawancara khusus bersama media secara virtual, Selasa.

Dari sisi mitra OYO, misalnya, Ankit mengatakan bahwa kehadiran aplikasi untuk pemilik hotel telah membantu mereka dalam kemudahan operasional hotel dan optimalisasi pendapatan.

Selain itu, pihaknya juga menghadirkan teknologi OYO Discover untuk akuisisi pengguna baru serta fitur OYO 360 yang bermanfaat bagi pemilik aset untuk bergabung bersama platform hanya dalam 30 menit.

Baca juga: OYO yakin industri perhotelan bangkit seiring event MotogGP Mandalika

Melalui rencana pengembangan teknologi, Ankit mengatakan OYO ingin meningkatkan pengalaman pelanggan, tidak hanya melalui pengalaman aplikasi melainkan juga pengalaman menginap di hotel mitra OYO menjadi menyenangkan.

Ankit menyebutkan pihaknya tengah bereksperimen dengan adaptasi teknologi robot untuk pengiriman makanan dan menjalin kemitraan dengan perusahaan Microsoft.

Selain itu, menurut perusahaan, OYO telah menghadirkan sejumlah upaya yang mengedepankan pengalaman pelanggan dalam higenitas, salah satunya dengan standarisasi protokol kesehatan "Sanitized Stay" untuk memastikan kebersihan properti dan pengalaman pelanggan yang seamless.

Selain itu, OYO menerapkan standarisasi Clean, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) sejalan dengan arahan Kemenparekraf, menghadirkan fitur check-in tanpa kontak serta integrasi E-Wallet, dan status VaccinAid untuk properti dengan staf yang telah divaksinasi.

Perusahaan juga mengatakan OYO mendukung program transformasi digital "Desa Wisata" yang sejalan dengan misi Kemenparekraf untuk mempercepat pengembangan pariwisata sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi lokal.

Ankit menyebutkan bahwa industri pariwisata diprediksi tumbuh 12 persen selama empat hingga lima tahun ke depan dan berharap OYO dapat tumbuh sedikit lebih cepat daripada prediksi tersebut.

Menurut Ankit, Indonesia menjadi salah satu dari empat pasar prioritas utama untuk OYO global, selain India, Malaysia, dan Eropa. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah, Ankit menyebutkan bahwa Indonesia tetap menjadi fokus terbesar OYO.

Sebagai informasi, OYO Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dengan ribuan properti yang tersebar di 150 kota di seluruh Indonesia sejak beroperasi pada 2018.

"Kami ingin benar-benar masuk lebih dalam dan berinvestasi di Indonesia karena ini adalah salah satu pasar inti bagi kami," kata Ankit.



Baca juga: Pendekatan teknologi bantu pariwisata bangkit dari pandemi

Baca juga: Survei: Pemesanan wisata domestik meningkat dua kali lipat

Baca juga: OYO raih pendanaan kredit berjangka 660 juta dolar AS

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022