Jakarta (ANTARA News) - Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan mengalami penurunan pada Semester II 2006 seiring perkiraan akan membaiknya iklim ekonomi. "Ada kemungkinan turun apabila perkiraan para pengamat ekonomi itu benar bahwa iklim akan membaik," kata Direktur Kredit Bank Tabungan Negara (BTN), Siswanto, di Jakarta, Senin. Menurut Siswanto, ada kecenderungan turunnya suku bunga KPR pada periode tersebut bisa mencapai 16,5 persen, sementara saat ini berkisar 18 persen. Bahkan apabila ekonomi terus membaik, suku bunga KPR bisa mencapai 15 persen tahun ini, tetapi tidak mungkin lebih rendah lagi karena mempertimbangkan faktor iesiko. Siswanto memperkirakan inflasi akan lebih rendah pada bulan-bulan mendatang, meskipun tarif listrik naik akan, tetapi tidak membuat inflasi setinggi BBM. Dikatakannya saat ini terjadi kenaikan permohonan KPR untuk rumah primer (kepemilikan pertama) dengan usia debitur 30 - 35 tahun untuk tipe rumah kecil (36), mungkin apabila ekonomi membaik permintaan untuk rumah besar makin meningkat. Bank BTN sendiri, kata Siswanto, untuk tahun anggaran 2006 mengalokasikan sekitar Rp5,7 triliun, sementara untuk KPR subsidi kemungkinan sekitar Rp2,25 triliun. Diakuinya target itu tidak berbeda jauh dibanding dengan realisasi 2005 sebesar Rp5,6 triliun, dengan target ketika itu Rp4,080 triliun, sehingga target sebesar itu pada tahun 2006 akan dapat tercapai. Ia optimis dukungan dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dapat segera direalisasikan dalam waktu dekat. Saat ini tinggal menunggu kontrak. Melalui dukungan ini diharapkan dana-dana jangka panjang BTN dapat dialihkan untuk nantinya dana tersebut dapat dialokasikan untuk KPR tahap awal Rp500 miliar. Siswanto mengatakan saat ini masih menunggu kontrak untuk mengetahui kriteria dari KPR yang akan dialihkan, setelah itu baru akan dipilih debitur yang memenuhi syarat agar KPR yang dialihkan itu tidak mengecewakan investor SMF. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006