Jakarta (ANTARA) - Hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 yang baru saja diumumkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendapati bahwa satu dari dua murid yang mengikuti AN belum mencapai kompetensi minimum literasi. Selain itu, terdapat kesenjangan literasi antar daerah di Indonesia.

“Literasi ini penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Literasi mampu meningkatkan budi pekerti, suatu budaya membaca, dan pemahaman terhadap suatu bacaan. Literasi juga membantu dalam menambah wawasan, kosakata, melatih fokus dan konsentrasi, serta melatih anak menulis dan merangkai kata dengan baik,” kata Muhammad Askari, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah.

Muhammad Askari menyampaikan sambutan dalam Workshop Nasional “Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Buku dan Kegiatan Membaca” yang diselenggarakan ProVisi/Room to Read berkolaborasi dengan Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 5-7 April 2022.

Kesenjangan literasi, khususnya di kalangan siswa Sekolah Dasar, perlu mendapat perhatian khusus, tidak hanya dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah, melainkan juga dari pihak orangtua, sekolah, dan pegiat literasi. Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan dari sisi literasi dan numerasi adalah dengan menumbuhkan minat baca pada anak melalui kebiasaan sehari-hari.

“Untuk membentuk kebiasaan, perlu dilakukan perubahan perilaku yang diawali dengan ‘diajarkan’, kemudian dilatih secara konsisten dan akan menjadi suatu kebiasaan,” tambah Muhammad Askari.

Kebiasaan ini dapat dimulai dari hal yang sederhana, seperti memegang buku, membolak-balikkan halaman buku, dan membacakan cerita pada anak. Saat orangtua aktif berinteraksi dengan buku secara rutin, anak dapat perlahan melakukan kebiasaan ini.

Devi Chacha, yang menjadi salah satu fasilitator dari Taman Bacaan Pelangi (TBP) pada Workshop Nasional tersebut menyampaikan bahwa anak dapat dikatakan memiliki kebiasaan membaca ketika anak mau membaca, sering membaca, dan menikmati membaca.

Workshop Nasional juga diadakan oleh ProVisi/Room to Read dan Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek pada 12-14 April 2022 bekerja sama dengan Mutiara Rindang (MR). Dalam rangkaian Workshop ini, salah satu fasilitator, Afif Hida menjelaskan mengenai pelantar digital Literacy Cloud yang dapat dijadikan sumber pembelajaran dan buku bacaan berkualitas.

Afif turut mengingatkan peserta mengenai peran semua pihak dalam mengembangkan minat dan kebiasaan membaca anak. “Banyak membaca, banyak belajar. Dengan Literacy Cloud, kita dapat membaca di mana pun, tidak hanya untuk guru, tapi juga untuk para orangtua dan pegiat literasi,” jelas Afif.

Literacy Cloud dikembangkan oleh Room to Read sejak 2018 dan diharapkan dapat membantu para guru, orangtua, dan pegiat literasi dalam mengembangkan kebiasaan membaca melalui kegiatan membaca yang menyenangkan. Tumbuhnya kebiasaan membaca pada akhirnya akan mendukung peningkatan literasi anak Indonesia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2022