Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menitikberatkan pentingnya kolaborasi negara-negara dalam merancang solusi berbasis budaya untuk mewujudkan pemulihan yang berkelanjutan.

“Sudah saatnya bagi kita semua untuk bertemu pada hari ini dan mendorong aksi bersama untuk memulihkan sektor budaya. Saya ingin menekankan bahwa kita di sini bukan untuk mencari solusi jangka pendek, tetapi solusi jangka panjang yang menjadikan budaya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan,” ajak Menteri Nadiem kepada para delegasi pertemuan perdana pejabat senior G20 bidang kebudayaan atau 1st Senior Officials Meeting/ SOM G20 Culture, Jumat.
 
Mendikbudristek kembali menyampaikan bahwa kebudayaan adalah DNA bangsa Indonesia.
 
"Kepemimpinan Kemendikbudristek pada G20 bidang kebudayaan merupakan kesempatan kita untuk membuktikan Indonesia sebagai negara adidaya kebudayaan, dan menunjukkan bahwa Presidensi Indonesia pada G20 mampu mengajak dunia bergotong royong untuk mewujudkan pemulihan bidang kebudayaan. Kebudayaan adalah DNA kita, "jelas dia.
 
Mendikbudristek menambahkan dalam pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan hasil yang konkrit.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa beragam solusi untuk pemulihan dapat diperoleh dari tradisi dan ekspresi budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dan terbukti berhasil menjaga harmoni antara sesama manusia, juga antara manusia dengan alam.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut kemungkinan Dana Indonesiana diangkat pada G20

Baca juga: Pertemuan SOM G20 bahas lima agenda utama kebudayaan

 
“Kita memiliki sistem pangan lokal yang menghormati martabat makhluk hidup, praktik fesyen berkelanjutan yang mendukung pemanfaatan bahan-bahan alami, serta pengetahuan dan teknologi yang mendorong gaya hidup ramah lingkungan. Itu yang dapat kita tawarkan untuk dunia,” kata Nadiem.

Pertemuan tingkat pejabat tinggi bidang kebudayaan itu akan membahas beberapa tantangan dan potensi terkait agenda pemulihan global berkelanjutan yang berkesesuaian dengan tema "Culture for Sustainable Living" tau "Kebudayaan untuk Kehidupan Berkelanjutan".
 
“Nantinya jika disepakati bersama, secara resmi kita akan meluncurkan _‘Global Arts and Culture Recovery Fund’_ yang diprakarsai oleh kepemimpinan Kemendikbudristek pada Presidensi G20 Indonesia. Hanya melalui kolaborasi global, kita dapat pulih bersama dan bangkit dari masa yang penuh tantangan ini,” tegas Mendikbudristek.
 
Dengan dukungan dari negara-negara anggota G20, negara-negara undangan khusus, dan UNESCO, jelas Mendikbudristek, platform pendanaan kebudayaan "Global Arts and Culture Recovery Fund’ akan berperan sebagai sarana pendukung pemulihan sektor ekonomi kebudayaan, terutama di negara-negara berkembang yang dihantam keras oleh pandemi.
 
Puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah " Culture Ministers’ Meeting" yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022. 

Baca juga: Kemendikbudristek gelar pertemuan pejabat tinggi G20 bidang kebudayaan

Baca juga: Indonesia ajak dunia tata dan bangun sistem pendidikan

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022