Ambon (ANTARA News) - Penyanyi legendaris Maluku, Zeth Lekatompessy (71) mengaku bangga karena sering mewakili Indonesia di berbagai pertunjukan di luar negeri.

"Saya sudah berkali-kali ke luar negeri mewakili Indonesia untuk menyanyi. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya," katanya kepada ANTARA di Ambon, Kamis.

Kebanggaan itu, menurut Lekatompessy, disebabkan bakat dan kemampuannya dalam bernyanyi ternyata bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga bagi bangsa dan negara.

"Ada rasa kepuasaan bagi saya karena bisa keliling dunia membawa Indonesia. Tidak semua orang memiliki kesempatan ini," katanya.

Memulai karir sebagai juara dua nasional Bintang Radio pada 1976, Zeth Lekatompessy mulai aktif mengikuti berbagai kompetisi musik tingkat Maluku dan Indonesia.

Dengan kemampuan dan vokalnya yang khas, Lekatompessy telah tampil menyanyi di banyak negara, di antaranya Amerika Serikat, Papua Nugini, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.

Tak lama bergabung dengan grup musik D`loyd pada 1974, Lekatompessy memutuskan untuk solo karir. Keputusannya untuk menekuni dunia tarik suara pun mengharuskannya hengkang dari pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil.

"Saya mengundurkan diri setelah 14 tahun bekerja sebagai tata usaha di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, saya memilih untuk fokus bernyanyi," katanya.

Totalitas dan dedikasi Zeth Lekatompessy di bidang musik terbukti dari banyaknya penghargaan yang diperoleh, salah satunya adalah Anugerah Bhakti Musik Indonesia dari Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) pada 2007.

Di tahun yang sama, tepatnya pada Mei 2007, Lekatompessy juga berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyanyi pria tertua yang mampu menyanyi lagu terbanyak tanpa partitur. Saat itu ia berusia 66 tahun.
(KR-IVA)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011