Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso tetap menargetkan penyaluran kredit tumbuh 9 sampai 10 persen year on year (yoy) pada 2022 meskipun di tengah peningkatan ketidakpastian ekonomi global akibat perang di Ukraina.

"Kita masih tetap optimis bahwa kredit BRI akan tumbuh 9 sampai 10 persen year on year di 2022," katanya dalam konferensi pers daring, Senin.

Ia mengatakan optimisme tersebut ditopang oleh likuiditas bank yang masih memadai sebagaimana tampak dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,96 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24,61 persen pada kuartal I 2022.

"Kita kemarin dalam right issue mendapatkan suntikan modal yang cukup besar sehingga kita punya rasio kecukupan modal atau CAR sebesar 24,61 persen," imbuh Sunarso.

Baca juga: BRI siap dukung penyaluran kredit bagi UMKM

Adapun penyaluran kredit BRI pada kuartal I 2022 tumbuh 7,43 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan nasional yang sebesar 6,65 persen.

Sementara itu terkait suku bunga, BRI berpotensi meningkatkan suku bunga apabila Bank Indonesia juga meningkatkan BI 7 days reverse repo rate yang masih dipertahankan sebesar 3,5 persen.

"Kalau memang untuk mengatasi inflasi ternyata bank sentral menaikkan suku bunga, sementara kita tidak menaikkan suku bunga, itu aneh menurut saya. Jadi terpaksa kita naikkan tapi tidak serta merta," kata Sunarso.

Menurutnya, review suku bunga BRI juga akan didasarkan pada perkembangan suku bunga perbankan lain.

"Tapi intinya kita akan ikuti market, pasar bergerak ke mana," tandas Sunarso.

Baca juga: BRI targetkan Holding Ultra Mikro layani 5 juta nasabah baru tahun ini
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022