Semarang (ANTARA News) - Sembilan belas seniman lukis berkolaborasi menampilkan berbagai karya terbaiknya dalam pameran bertajuk "Finding Me" yang berlangsung di Galeri Semarang pada 12-26 November 2011.

"Pameran ini mengetengahkan soal praktik seni rupa kontemporer Indonesia, dengan kecenderungan komikal, kartun, dan seni jalanan," kata kurator, Rifky Effendi, usai pembukaan pameran di Semarang, Sabtu (12/11) malam.

Kurator Galeri Semarang itu menyebutkan, 19 seniman dari berbagai daerah yang tampil yakni Arie Dyanto, Bambang "Toko" Witjaksono, Darbotz, Eddie Hara, Eko Nugroho, Eunice Nuh, Farhan Siki, dan Hendra (HeHe) Harsono.

Kemudian, Iwan Effendi, Popok Triwahyudi, R.M. Soni Irawan, Radi Arwinda, Rocka Radipa, Sanchia Tryphosa Hamidjaja, Terra Bajraghosa, Uji Handoko Eko Saputro, Herde, Heri Dono, dan terakhir Wedhar Riyadi.

Ricky menjelaskan, praktik seni rupa kontempor dengan kecenderungan itu disebut "lowbrow" yang kebanyakan berbentuk lukisan, grafiri, dan mural, namun ada pula yang berbentuk mainan, seni digital, dan patung.

Masing-masing seniman menyelipkan pesan-pesan tersendiri dalam setiap karyanya, misal Sanchia Hamidjaja yang banyak memberi kesan seputar kepadatan penduduk, salah satunya lewat lukisannya berjudul "Go Down, Town".

"Ada juga Herde yang melukiskan kedahsyatan letusan Gunung Merapi dalam karyanya "Mount Merapi at Day and Night. `Finding Me` sebagai sarana pencarian jati diri yang unik dari setiap seniman," kata Rifky.

Selain lukisan, pada pameran tersebut terlihat pula seni instalasi, seperti papan permainan karambol berbentuk segilima karya Bambang Witjaksono dan replika rumah karya Sanchia yang berisi lukisan di dalamnya.

Beberapa seniman, seperti Iwan Effendi dan Sanchia juga menyempatkan berkolaborasi membuat grafiti dan lukisan di atas kanvas berukuran besar yang sudah disiapkan, berbekal kuas, cat air, sampai cat semprot.

Hentakan musik ala disko hasil racikan disc jockey pada pameran itu kian memperkuat nuansa seni jalanan yang biasanya melekat pada citra anak muda yang gemar dengan mudik-musik DJ dan bermain skateboard.

Iwan Effendi, salah satu seniman yang tampil pada pameran itu menjelaskan, tema "Finding Me" memang mengetengahkan proses pencarian diri bagi setiap seniman. Proses itu tidak sama untuk masing-masing orang.

"Kebetulan saya hanya menampilkan dua lukisan, yakni `In The Eyes of The World We Are Victim` dan `Amenkcoy Sang Peramal," kata pelukis beraliran surealis yang tinggal di Bantul, Yogyakarta tersebut.

Meski terlihat ada salah satu lukisannya yang sarat dengan kritik sosial dan politik, ia mengakui tak semuanya berawal dari pembicaraan "berat", sebab ada lukisan kritis yang lahir dari sekadar ngobrol biasa.

"Bagi saya, seni itu bukan soal (isu) apa yang dibicarakan, melainkan bagaimana membicarakannya. Tidak harus berawal dari diskusi serius, ngobrol biasa pun bisa," kata Iwan yang lahir di Sleman, 17 Desember 1979 itu. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011