Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tidak merekomendasikan operator di Blok Cepu dilakukan secara bergiliran seperti keinginan PT Pertamina (Persero). Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Selasa, mengatakan, pergiliran operator setiap lima tahun sekali tersebut sulit dilakukan. "Pengalaman saya selama 20 tahun di sektor perminyakan, tidak dimungkinkan operator berganti-ganti," ujarnya. Menurut dia, penyelesaian masalah operator itu akan lebih baik apabila dibentuk joint operating committee (JOC) yang di dalamnya bergabung ExxonMobil dan Pertamina. "JOC itulah nanti yang menentukan siapa operatornya dalam sebuah RUPS," tambahnya. Mengenai keinginan ExxonMobil menjadi operator selama masa kontrak sesuai nota kesepahaman (MoU) bersama Pertamina, Purnomo mengatakan, pemerintah tidak berpegang pada MoU itu. "Pemerintah hanya berpegang pada KKS (kontrak kerja sama) yang ditandatangani pada 19 September 2005," katanya. Purnomo menambahkan, dalam JOC itu nantinya bisa dibagi secara adil posisi komisaris dan direksinya. Terkait dengan rencana pengambilalihan permasalahan Blok Cepu, ia mengatakan, pemerintah akan memutuskan siapa yang menjadi operatornya jika memang dalam pembahasan Pertamina dan ExxonMobil menemui jalan buntu. Dikatakannya, pemerintah memiliki tiga pertimbangan sebelum menentukan siapa yang menjadi operatornya. Pertama, kemampuan pendanaan mengingat investasi yang diperlukan cukup besar yakni mencapai 2,5 miliar dolar AS. Kedua, tingkat efisiensi dengan patokan biaya pengeborannya tidak seperti di awal produksi yang tinggi. Purnomo mengatakan, pemerintah berpatokan pada biaya pengeboran yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati. Pada lapangan yang berdekatan dengan Blok Cepu tersebut biaya pengeboran Pertamina jauh lebih murah ketimbang ExxonMobil yang mengebor saat tahap awal eksplorasi di Blok Cepu. Ketiga, transfer teknologi karena sumur-sumur di Blok Cepu telah mengalami decline, sehingga membutuhkan teknologi yang cukup tinggi. Sementara itu, sumber di pemerintahan menyebutkan, pemerintah cenderung akan memutuskan ExxonMobil sebagai operator di Blok Cepu. "ExxonMobil memiliki keunggulan dibandingkan Pertamina. Semua tahu itu termasuk pemerintah," ujarnya. Selain itu, kalau pemerintah tidak menunjuk ExxonMobil maka dikhawatirkan bisa berdampak buruk bagi keinginan investor asing masuk ke Indonesia. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006