Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono menegaskan bahwa pemusnahan unggas untuk mencegah penyebaran wabah infeksi flu burung di Indonesia, hanya dilakukan atas unggas yang positif atau yang berpotensi tertular virus H5N1. "Yang dimusnahkan hanya yang terkena atau berpotensi terinfeksi virus dan menularkan ke manusia. Untuk tahap awal, pemerintah menyediakan dana kompensasi Rp30 miliar," kata Mentan kepada pers di Bogor, Selasa. Lebih lanjut ia mengatakan uang kompensasi Rp10.000 per ekor unggas yang dimusnahkan adalah angka yang wajar, "kami anggap jumlah itu cukup." Mentan juga menyebutkan masyarakat harus diberikan pengertian agar mau mengorbankan unggasnya yang terpapar atau berpotensi terinfeksi H5N1, demi kesehatan manusia. "Lebih baik unggas yang mati `kan, daripada manusia?" tanyanya retorik. Disinggung tentang peluang bocornya dana kompensasi pemusnahan unggas, pria berkacamata itu mengaku optimis hal tersebut tidak akan terjadi. "Menurut pengalaman kami, kalau program kompensasi ini dipersiapkan secara matang dan bagus, kebocoran semacam itu tidak perlu terjadi," katanya. Mentan menyebutkan program pemusnahan unggas yang berpotensi atau telah terpapar virus Avian Influenza (AI) itu akan terus dilakukan hingga virus benar-benar telah mencapai tingkat terendah. "Pemusnahan akan terus dilakukan hingga virus flu burung benar-benar minimal," demikian Mentan Anton Apriyantono.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006