Jakarta (ANTARA News) - Taekwondoin Indonesia nomor kyorugi putri, Lia Karina Mansur, gagal meraih emas di bawah 57 kg setelah dikalahkan Thailand pada babak sudden death final di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, Minggu.

Pada babak yang menegangkan tersebut, Lia sempat memimpin perolehan nilai pada babak pertama dengan skor 3-0 setelah melakukan gerakan menendang kepala secara lurus ke bagian kepala lawannya, Worawong Pongpanit. Lia memimpin perolehan skor hingga babak pertama selesai.

Pada babak kedua, Worawong mengejar ketertinggalannya dengan membalas menggunakan gerakan serupa hingga terjadi skor 3-3. Thailand merubah kedudukan nilai menjadi 4-3 pada pertengahan babak kedua. Hingga penutupan babak Thailand unggul.

Pada lanjutan babak ketiga, Lia berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan lurus ke arah perut Worawong hingga muncul skor imbang 4-4. Worawong kembali mengejar ketertinggalannya dengan meraih tambahan tiga poin dari tendangan lurus ke arah kepala Lia sehingga skor menjadi 7-4.

Pada akhir babak ketiga, Lia dengan stamina yang terbatas berhasil mengejar ketertinggalannya dengan membalas perolehan tiga poin dari gerakan yang sama ke arah kepala. Skor 7-7 hingga akhir babak ketiga memaksa wasit dan dewan juri menggelar babak empat atau sudden death dengan mengembalikan skor menjadi 0-0.

Babak sudden death yang berjalan selama dua menit belangsung alot dimana Lia tetap berjuang sekuat tenaga menghadapi Worawong di tengah keterbatasan staminanya, namun tidak terjadi adanya perubahan nilai dari babak tersebut. Hingga penutupan babak skor masih imbang 7-7.

Akhirnya, lima wasit masing-masing empat wasit sudut dan satu wasit tengah melakukan penilaian Superioritas yang meliputi poin agresifitas, tenaga, teknik, dan sikap. Wasitpun memenangkan Worawong atas penilaian tersebut.

"Saya kecewa dengan penilaian tersebut karena saya sudah berjuang sekuat tenaga," kata Lia usai pertandingan.

Sementara itu, pelatih Lia, Budi Setiawan, membenarkan adanya pengurangan stamina pada diri Lia mulai babak ketiga.

"Mungkin hal itu pula yang mengakibatkan Lia dinyatakan kalah secara superioritas," demikian Budi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011