Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipastikan akan tetap melakukan kunjungan kenegaraan ke Myanmar meski ada penolakan dari beberapa anggota DPR RI terkait iklim demokrasi di negara itu. "Presiden akan lakukan kunjungan Myanmar. Tanggalnya akan diumumkan dalam waktu dekat. Yang pasti awal Maret setelah akhir Februari ini melakukan kunjungan ke Brunei dan Kamboja," kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Jakarta, Selasa. Pemerintah Indonesia dan Myanmar, lanjutnya, saat ini aktif melakukan pendekatan terkait perencanaan kunjungan Presiden Yudhoyono tersebut. Menurut Dino, kunjungan ini penting untuk dilakukan karena telah mendapat dukungan dari masyarakat internasional seperti Asean dan Sekjen PBB Kofi Annan, yang berharap kunjungan Presiden Yudhoyono bisa mendorong iklim demokratisasi di negara itu. Dikatakan Dino, dalam pertemuan terakhir Presiden Yudhoyono dengan PM Myamnar Jenderal Soe Win di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu telah terjadi dialog yang sangat baik yang menunjukkan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak. "Pemerintah Myanmar juga sangat mengharapkan dan menunggu kunjungan presiden Yudhoyono. Kita juga berharap kunjungan ini sukses dan berlanjut," katanya. Menurut Dino, agenda utama kunjungan Presiden Yudhoyono antara lain meningkatkan hubungan bilateral baik di bidang ekonomi, dan hubungan antar masyarakat. Ketika ditanya apakah ada agenda untuk membicarakan nasib pejuang demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, Dino mengatakan bahwa yang akan disampaikan Presiden Yudhoyono adalah dukungan pemerintah Indonesia dalam mendorong proses road map to democracy yang sedang dijalankan Pemerintah Myanmar.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006