Jakarta (ANTARA News) - PT Timah (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2009 senilai Rp900 miliar atau turun dibandingkan 2008 yang Rp1,4 triliun.

Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar di Jakarta, Rabu mengatakan, penurunan "capex" tersebut dikarenakan Timah tidak berencana melakukan ekspansi usaha dan hanya fokus pada proyek yang sudah ada.

"Nilai `capex` itu termasuk Rp200 miliar yang merupakan `carry over` tahun 2008," katanya.

Presiden Direktur Timah Wachid Usman mengatakan, akibat harga timah yang rendah sekarang ini, pihaknya melakukan efisiensi di segala bidang termasuk menunda aksi korporasi berupa ekspansi usaha di wilayah baru dan akuisisi.

Timah, lanjutnya, hanya fokus menyelesaikan proyek yang sedang berjalan seperti pembangunan pabrik "tin solder" dan "tin chemical," pengembangan teknologi pertambangan timah lepas pantai, pembangunan kapal keruk besar, dan pembangunan pabrik aspal ekstraksi di Pulau Buton.

Akuisisi tambang lain juga tertunda menyusul hasil uji tuntas empat lokasi tambang batubara di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan yang menyatakan belum layak.

"Kami juga menunda akuisisi sampai krisis ekonomi global mereda," kata Wachid.

Mengenai target produksi 2009, Abrun mengatakan, pihaknya menargetkan sama dengan realisasi 2008.

Alasannya, harga timah cenderung masih rendah dan melemahnya permintaan pasar.

Saat ini, harga bijih timah hanya sekitar 11.400 dolar AS per ton. Padahal, sebelumnya harga timah sempat menembus 20.000 dolar AS per ton.

Pada 2008, Timah memproduksi bijih timah sebesar 43.383 ton atau turun 25 persen dibandingkan 2007 yang 58.054 ton.

Sedang, produksi logam timah pada 2008 juga turun 16 persen dari 58.325 ton di 2007 menjadi 49.029 ton dan penjualan timah turun 20 persen menjadi 46.438 ton dari sebelumnya 2007 sebesar 57.897 ton.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009