Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Provinsi Sumatera Barat, mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik pada Senin pagi hingga sore.

Asap hitam dan abu vulkanik tidak setinggi biasanya mencapai 200 - 500 meter dari permukaan gunung, namun hanya 50 - 200 meter mengarah ke barat, lalu membentuk awan sebelum pecah di sekitar puncak gunung.

Dari pengamatan pada pagi hari sekitar pukul 08.15 WIB, gunung itu mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik dengan tekanan lemah sekitar 50 meter di atas permukaan gunung.

Setelah asap hitam dan abu vulkanik pecah di sekitar puncak gunung tersebut, lebih dari 10 menit gunung terlihat tidak mengeluarkan asap hitam atau pun abu vulkanik.

Setelah itu, gunung ini kembali mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik dengan tekanan lebih kuat, yaitu mencapai ketinggian 100 - 200 meter di atas puncak gunung.

Asap hitam dan abu vulkanik yang disemburkan gunung ini berlangsung cukup lama sekitar 15 menit. Sebelum asap hitam dan abu vulkanik itu pecah di atas permukaan gunung, lalu muncul lagi asap hitam dan abu vulkanik dengan tekanan lebih kuat mencapai ketinggian 500 meter.

Sejak itu, gunung hampir secara terus menerus menyemburkan asap hitam serta abu vulkanik. Gunung tidak terlihat menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik paling lama hanya 10 menit, kemudian kembali menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik ini.

Hingga sore sekitar pukul 16.55 WIB, gunung masih terlihat mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik. Warseno, petugas BGPVMB di Pos Pemantauan Gunung Marapi membenarkan gunung telah menyemburkan asap hitam disertai abu vulkanik itu.

Salah satu gunung aktif di Sumbar ini telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB. Hingga sekarang masih status waspada level II. Masyarakat tetap dilarang untuk mendekati gunung hingga radius tiga kilometer dari puncaknya.

Pada letusan 3 Agustus gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.

(ANT-205/Y008)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011