Ngawi (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengenalkan salah satu industri kreatif di bidang fesyen berbahan dasar kain tradisional atau wastra karya milenial asal Ngawi yang sudah menjangkau pasar Amerika dan Eropa.

Industri fesyen wastra yang dimaksud Khofifah adalah Oerip Indonesia besutan seorang milenial asal Ngawi bernama Dian Errakumalasari. Saat ini gerai Oerip Indonesia sudah ada di Rotterdam Belanda dan Florida AS.

"Jawa Timur patut berbangga bahwa di Ngawi ada penghasil karya fesyen wastra yang dibuat dari kain-kain tradisional khas Nusantara. Terlebih disajikan dengan desain dan jahitan yang apik serta menawan hingga diminati pasar global kelas dunia," kata Gubernur Khofifah, di Surabaya, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa Oerip Indonesia telah dikembangkan sejak tahun 2008. Pada tahun 2015, karya-karya wastra Oerip Indonesia mulai dikenal di kancah internasional. Produk ini sempat tampil di pameran fesyen di Florida yang diadakan oleh "Voice of Indonesia".

Sejak itu Oerip Indonesia kerap terlibat dalam agenda penting di kota-kota Indonesia maupun mancanegara, seperti di Paris, Milan Fashion Week, Umbrella Fashion di Thailand, dan banyak lagi.

Dalam setiap karyanya, wastra yang diangkat bermacam-macam. Mulai tenun Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba Timur, dan NTT, serta wastra dari berbagai suku asli Indonesia yang lain.

Oerip Indonesia menggandeng para penenun lokal dalam mengembangkan usaha ini, sehingga efek domino yang dihasilkan cukup terasa. Selain manfaat ekonomi tentunya, juga manfaat pelestarian penenun di Jawa Timur dan Indonesia.

Saat ini Oerip Indonesia sudah memiliki cabang outlet salah satunya di Rotterdam Belanda yang penjualannya menjangkau seluruh Eropa.

Gubernur Khofifah menambahkan Pemprov Jatim terus mendukung tumbuh dan berkembangnya industri kreatif dan pelestarian budaya Indonesia. Pemprov Jatim juga sangat mendukung perkembangan produk-produk lokal untuk bisa dipasarkan ke pasar global.

Salah satu upayanya dengan adanya program rumah kurasi yang dikembangkan bersama Bank Indonesia.

Rumah Kurasi ini memberikan ruang bagi pelaku-pelaku UMKM termasuk yang bergerak di bidang fesyen untuk dikurasi produknya hingga memenuhi standar pasar internasional. Baik kualitasnya, kuantitas produksinya, hingga daya saingnya.

Selain itu, Pemprov Jatim bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga berupaya mengembangkan Desa Devisa. Yang tujuannya juga serupa, yaitu untuk mengekskalasi pasar produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor.

"Komitmen untuk mendukung industri kreatif terus kami lakukan. Misalnya lewat Rumah Kurasi, per Ferbruari 2022, telah ada 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi. Sebanyak 17 UKM di antaranya telah dikurasi dengan sasaran tembus ke pasar ekspor. Dengan Desa Devisa, tahun ini kami targetkan ada 15 Desa Devisa yang ada di Jatim. Itu adalah ikhtiar kita dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan pasar dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita," kata Khofifah pula.

Ia menegaskan, dukungan akan terus diberikan oleh Pemprov Jatim bekerja sama dengan lembaga-lembaga strategis, demi memajukan industri kreatif mulai dari UMKM, UKM hingga IKM. Sebab kontribusi sektor UMKM sangat besar yaitu mencapai 57,81 persen dalam PDRB Jawa Timur.

Khofifah juga membeli dua buah baju yang ia minati untuk dibawa pulang.

Menurutnya, produk wastra Oerip Indonesia ini memiliki daya tarik tersendiri.

"Modelnya sudah seperti baju-baju untuk fesyen di catwalk. Sangat menarik dan kualitasnya terjaga," katanya pula.
Baca juga: Jawa Timur lanjutkan tradisi lepas atlet menuju SEA Games Vietnam
Baca juga: Pemprov Jatim gandeng Maxxi Tani percepat penanaman padi

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2022