Jakarta (ANTARA News) - Manajer tim bulutangkis Indonesia, Maria Fransisca, mengatakan bahwa tim putri Indonesia sudah berjuang maksimal saat bertarung melawan Thailand pada final nomor beregu SEA Games 2011 di Istora Senayan Jakarta, Senin malam.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Saya juga berterimakasih kepada anak-anak yang telah berjuang maksimal," kata Maria saat jumpa pers setelah pertandingan.

Indonesia gagal menyumbangkan emas setelah kalah 1-3 dari unggulan pertama Thailand dah harus puas meraih medali perak.

"Target untuk tim putri Indonesia memang perak atau emas, namun ternyata dapatnya perak. Kita belum beruntung," ujar Maria.

Pertandingan dibuka oleh tunggal pertama Indonesia, Linda Wenifanetri, yang bertarung dalam tiga game melawan Porntip Buranaprasertsuk. Linda, yang mengalami cedera kaki pada babak pertama, harus menelan kekalahan dengan skor 17-21, 11-21, 16-21.

Satu angka untuk Indonesia diperoleh melalui pasangan yang memiliki jam terbang cukup baru, Anneke Feinya Agustine/Nitya Krisinda Maheswari, dengan dua game langsung 22-20, 21-9.

Indonesia kembali kehilangan angka setelah Firdasari Adrianti dikalahkan oleh juara dunia junior, Ratchanok Intanon, dalam tiga game 12-21, 21-19, 19-21.

Ganda kedua Vita Marissa/Lilyana Natsir harus mengakui keunggulan pasangan Savitree Amitrapai/ Saralee Thoungthongkam, dalam pertarungan ketat selama tiga game yang berakhir dengan skor 21-19, 16-21, 22-24.

Menurut pelatih Kepala Tim Bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata, Thailand yang sudah memimpin 2-1 menambah beban tim putri Indonesia sehingga mempengaruhi permainan mereka.

"Anak-anak sudah bermain `all out`, namun masalahnya adalah Thailand sudah memimpin 2-1 sehingga pemain menjadi terbebani. Coba kalau tim kita memimpin 2-1 pasti hasilnya akan berbeda," kata mantan pemain bulutangkis era 1970-an itu.

Kendati demikian, tuan rumah masih berkesempatan merebut medali emas dari nomor beregu putra pada laga final Selasa, (15/11).

"Kalau bisa kita juga akan balas dendam di nomor perorangan putri," ujar Maria.

(SDP-06)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011