Bukittinggi (ANTARA News) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menggelar dialog antar umat beragama bertemakan "Kerukunan Umat Beragama Menurut Ajaran Agama Masing-masing" di aula Dymens Hotel, Selasa.

Dialog yang dihadiri para peserta berasal dari empat ragam agama di kota tersebut yaitu, Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Budha berlangsung harmonis dan penuh ke akraban.

Ketua FKUB Kota Bukittinggi, Salman mengatakan, FKUB dilahirkan sebagai suatu langkah dan upaya pemerintah untuk menumbuh kembangkan nilai kerukunan, toleransi, dan persaudaraan antar sesama umat manusia dalam tatanan perbedaan dan pluralitas kehidupan beragama.

Kata dia, Bukittinggi yang hanya memiliki luas 25 KM persegi dengan dihuni oleh ragam etnis tersebut, telah menumbuhkembangkan nilai-nilai kerukunan yang saling menghargai perbedaan agama.

Dengan lahirnya FKUB, katanya, kerukunan antar umat beragama yang telah terjalin dengan baik tersebut tetap berjalan dengan baik, sehingga tidak akan ada terjadi kesalahpahaman yang bisa menimbulkan konflik.

Negara Indonesia yang merupakan sebagai bangsa yang majemuk dari segi budaya, suku, bahasa dan agama yang merupakan kenyataan dan sekaligus merupakan ketentuan dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus kita terima dengan sadar dan ikhlas.

Para pendahulu dan pendiri republik telah merumuskan Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, bangsa yang besar ini adalah bangsa religius dan tidak seorangpun dari bangsa Indonesia yang dibenarkan hidup tanpa beragama.

Kerukunan, kedamaian dan keharmonisan hubungan antara seseorang dengan orang lain merupakan suatu yang sangat diharapkan oleh siapa saja, dan hidup rukun dan damai dalam sebuah keluarga yang jauh dari pertengkaran, perselisihan atapun permusuhan.

"Kita mengakui adanya perbedaan diantara sesama anak bangsa, akan tetapi kita tidak boleh menonjolkan sikap dan sifat eksklusifme yang beranggapan orang lain menjadi musuh kerena berbeda dengan kita, serta membeda bedakan sikap dan perhatian dalam berbagai hal," katanya.

Menurut dia, sebagai bangsa yang memiliki ragam agama hal terpenting harus dijaga bagaimana kita dapat saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan tersebut, dimana satu sama lain harus memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menuju kehidupan yang lebih baik.

"Dengan demikian itu akan terwujud kerukunan antar umat beragama dan akan membuahkan kerukunan nasional. FKUB dilahirkan sebagai suatu langkah dan upaya pemerintah untuk menumbuh kembangkan nilai kerukunan, toleransi, dan persaudaraan antar sesama umat manusia," ucapnya.

FKUB merupakan wadah yang memiliki hubungan konsultatif dan mempunyai tugas melakukan dialog dengan pemuka agama, masyarakat, menampung aspirasi ormas keagamaan, sosialisasi peraturan undang-undang dan memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan rumah ibadah.

Dialong berlangsung dari siang hingga malam hari dihadiri para unsur muspida kota diantaranya, Kodim, Pengadilan Agama (PA), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bukittinggi. Pemakalah dari Kristen Protestan Pdt. Nursani, H, STh, Katolik Didik Triyanto, SPd dan Budha Lugi Nartono. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011