New York (ANTARA News) - Data pertumbuhan buruk di Eropa dan statistik penjualan ritel positif pada perekonomian AS memberi dolar dorongan yang kuat terhadap euro pada Selasa waktu setempat.

Pada 22.00 GMT (Rabu 05.00 WIB) euro jatuh ke 1,3536 dolar dari 1,3629 dolar pada Senin.

Euro jatuh menjadi 104,31 yen Jepang dari 105,07 yen, sementara dolar merosot lebih rendah menjadi 77,05 yen dari 77,09 yen.

Data dari Eurostat menunjukkan pertumbuhan untuk 17-negara zona euro di 0,2 persen pada kuartal ketiga, mengirim saham Eropa jatuh dan imbal hasil obligasi pemerintah melesat ke atas, lapor AFP.

Seperti halnya Perdana Menteri baru Italia, Mario Monti meluncurkan putaran akhir perundingan untuk membentuk pemerintahan, biaya pinjaman 10-tahun negara itu melompat kembali di atas tingkat tidak berkelanjutan 7,0 persen.

Spanyol membayar tingkat suku bunga yang naik tajam lebih dari lima persen pada 3,16 miliar euro lelang obligasi pemerintah Spanyol berjangka waktu 12 bulan dan 18 bulan.

Dan tingkat imbal hasil pada obligasi 10-tahun Prancis naik tajam ke 3,683 persen, membuat Paris membayar lebih dari dua kali lipat dibandingkan Jerman untuk meminjam.

Sementara itu ,di Amerika Serikat, imbal hasil pada ob;ogasi pemerintah 10-tahun berada di 2,06 persen, sedikit naik dari 2,04 persen pada Senin.

"Kami memiliki ketidakpastian politik di Yunani dan Italia, itu mengambil korban pada mata uang," kata Samarjit Shankar dari BNY Mellon.

"Awalnya, masalah terbatas pada Yunani, Portugal, Irlandia, Spanyol dan Italia," katanya. "Sekarang kita melihat imbal hasil obligasi di Belgia dan Prancis mulai bergerak lebih tinggi."

Dolar menguat pada 0,9151 franc Swiss dari 0,9073 franc.

Pound Inggris turun menjadi 1,5818 dolar dari 1,5902 dolar. (A026/A011)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011