Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memastikan, di tengah terpaan krisis utang Eropa dan kelesuan ekonomi Amerika Serikat, negeri itu masih memiliki sumber pembiayaan untuk mendukung kerja sama proyek infrastruktur di Asia Tenggara.

Namun Jepang mengusulkan dukungan sumber pendanaan swasta untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang diperlukan bagi penguatan keterhubungan ASEAN, kata pejabat Kemenlu Jepang di Nusa Dua, Rabu.

"Jepang tetap punya sumber pembiayaan tapi dana pinjaman ODA (Bantuan Pembangunan Resmi) Jepang tidak cukup untuk itu," kata Wakil Dirjen Biro Urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Kimihiro Ishikane.

"Tapi kita perlu memberi mereka insentif dan perlindungan asuransi," katanya sehubungan dengan KTT ASEAN-Jepang, Jumat mendatang (18/11).

Dalam pertemuan para pemimpin ASEAN dan Jepang itu, kedua pihak sepakat mengeluarkan satu deklarasi bersama baru, katanya.

Deklarasi bersama baru itu berisi rencana aksi kerja sama yang menfokuskan pada upaya memperkuat konektivitas antarnegara anggota ASEAN dan manajemen bencana di kawasan, kata Kimihiro.

Diplomat senior Jepang itu mengungkapkan, pemerintah dan swasta Jepang sudah mengeluakan dana  20 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir guna mendukung pembangunan infrastruktur di ASEAN.  Dari total dana itu, 13 miliar dolar AS di antaranya dari skema ODA.

Dia menyinggung sejumlah proyek yang bisa digarap, diantaranya proyek terkait koridor ekonomi kelautan dan infrastruktur. Jepang akan mendukung sejumlah proyek ASEAN yang dibagi ke dalam beberapa koridor.

Kimihiro mengatakan, pembangunan Koridor Selatan misalnya, akan menghubungkan Ho Chi Minh, Phnom Penh, Bangkok dan Dawei serta kawasan Koridor Timur dan Barat yang terbentang dari Da Nang ke Mawlamyiang.

KTT ASEAN-Jepang yang akan berlangsung Jumat (18/11) merupakan rangkaian kegiatan KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait yang sudah berlangsung sejak 13 November dan berakhir 19 November.(*)

R013/B012

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011