Washington (ANTARA News) - AS, Selasa, mendukung hak Israel untuk menahan uang hasil dari pendapatan bea cukai dan pajak untuk Palestina sebelum kelompok Hamas berkuasa. Presiden George W. Bush menolak memberi komentar mengenai tindakan kontroversial itu yang mendapat kecaman dari utusan PBB untuk Timur Tengah dan negara-negara seperti Mesir, salah satu sekutu utama Washington di kawasan itu. Tapi Deputi Jurubicara Departemen Luar Negeri Adam Ereli mengatakan "sikap AS ialah adalah hak Israel untuk membuat keputusan ... kami memahami keputusan itu." Israel mengumumkan akhir pekan lalu bahwa pihaknya akan menahan dana 50 juta dolar sebulan yang dikumpulkan untuk Palestina, sekitar sepertiga dari anggaran belanja mereka, bahkan sebelum pemerintah Hamas berkuasa. Menlu Mesir,Ahmed Abul Gheit dalam satu jumpa wartawan di Kairo dengan Menlu AS, Condoleezza Rice, di Kairo, Selasa, mengecam tindakan itu. Rice berada di Kairo dalam rangka lawatannya ke Timur Tengah. Abul Gheit mendesak Hamas diberi waktu untuk mengubah sikapnya setelah meraih kemenangan dalam pemilihan anggota parlemen bulan lalu. "Saya yakin Hamas akan berkembang. Kita jangan berprasangka buruk," katanya, seperti dilaporkan AFP. Utusan PBB untuk Timur Tengah, Alvaro de Soto, Senin, mengatakan pembekuan itu adalah "suatu persoalan yang perlu dipertanyakan. Pertama dan yang paling jelas adalah bahwa ini adalah uang milik Palestina dan bagaimanapun juga seharusnya tidak ditahan. AS, yang menganggap Hamas satu kelompok teroris, telah mempelopori usaha untuk meninjau bantuan Barat kepada Palestina kecuali kelompok Islam itu menghentikan perjuangan bersenjatanya melawan Israel. "Selama Hamas tidak mengakui hak Israel untuk eksis, sikap saya adalah kami tidak memiliki satu mitra perdamaian, dan karena itu dana tersebut tidak diserahkan kepada sebuah pemerintah yang bukan mitra perdamaian," kata Bush. Tapi Washington dan sekutu-sekutunya dalam "Kelompok Empat" Timur Tengah, yaitu Uni Eropa, PBB dan Rusia -- berjanji akan tetap mendukung pemerintah sementara Palestina yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas. Ereli yang mengutip pembicaraa Rice dengan mitra-mitra Kelompok Empatnya melalui telepon, Senin, mengemukakan kepada wartawan bahwa "kami akan mempertimbangkan usaha-usaha untuk melanjutkan dukungan kepada pemerintah sementara Palestina." Ia tidak menjelaskan lebih jauh tentang rencana untuk menahan dana 50 juta dolar tiap bulan itu, tapi seorang pejabat senior yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan "Kelompok Empat akan mencari jalan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat itu." Para pejabat AS memperkirakan anggaran belanja Palestina setiap tahun 1,9 miliar dolar. Mereka menangguhkan rencana untuk memberikan bantuan AS sebesar 234 dolar AS tahun ini dan berusaha untuk menarik kembali 50 juta dolar yang sudah dikeluarkan. Namun demikian, Rice, yang sedang melakukan kunjungan tiga hari ke Timur Tengah, pekan lalu mengkonfirmasikan bahwa Washington akan tetap memasok bantuan kemanusiaan ke Palestina melalui PBB dan kelompok-kelompok non pemerintah. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006