Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo memfasilitasi diskusi tentang potensi tenaga kerja Indonesia dan program unggulan di masing-masing daerah dengan menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tokyo Tri Purnajaya dalam keterangannya pada Kamis mengatakan kegiatan tersebut digelar di Prefektur Kumamoto, Jepang, dan bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terampil untuk sektor industri di Jepang.

“Dengan besarnya jumlah penduduk usia produktif di Indonesia, Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan pengiriman tenaga kerja terampil ke Jepang, salah satunya melalui forum yang kita selenggarakan ini,” katanya.

Narasumber lain dalam kegiatan itu adalah Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pemprov Jawa Barat Dedi Supandi dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Pemprov Jawa Timur Himawan Estu Bagijo

“Pemprov Jawa Barat fokus untuk mengembangkan kapasitas SDM yang siap terjun ke industri, salah satunya melalui pendidikan kurikulum vokasi bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar serta program SMK Membangun Desa”, kata Kadisdik Pemprov Jawa Barat Dedi Supandi.

Kadisnakertrans Himawan Estu Bagijo menekankan komitmen Pemprov Jawa Timur untuk memfasilitasi pengiriman tenaga kerja terampil Indonesia ke luar negeri, termasuk Jepang.

Kegiatan itu diselenggarakan secara hibrida, dihadiri secara langsung oleh 57 pelaku bisnis serta asosiasi tenaga kerja Jepang di Kumamoto dan secara daring oleh 144 pegiat Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia.

Chairman Brightens Corporation, salah satu perusahaan tenaga kerja di Kumamoto, Murata Yuuki memastikan tenaga kerja Indonesia sangat diterima baik di Jepang, karena karakteristik orang Indonesia yang ramah dan giat bekerja.

“Saya ingin sekali memfasilitasi lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia untuk bekerja di Kumamoto,” katanya.

Hingga 2021, ada 3.889 pekerja terampil Indonesia dengan visa Specified Skilled Workers (SSW) yang bekerja di Jepang, umumnya bekerja di sektor pertanian, manufaktur makanan dan minuman, perawat dan caregivers, industri permesinan serta perikanan.

Baca juga: Dubes tegaskan peran aktif Indonesia dalam Water Summit di Jepang
Baca juga: Indonesia raih kesepakatan bisnis Rp2,15 triliun dari pebisnis Jepang


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022