Timika (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pariwisata, Olahraga dan Kepemudaan terus membenahi infrastruktur di kawasan Mulu, Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura untuk menyambut kunjungan wisatawan ke Puncak Cartenz.

Kepala DPOK Mimika, Yesaya Sombuk di Timika, Jumat mengatakan untuk menggairahkan kunjungan wisatawan ke Cartenz maka jajarannya sudah melakukan pertemuan dengan berbagai elemen terkait di Mulu Kampung Tsinga.

Hal itu juga dalam rangka mempersiapkan rencana kunjungan sekitar 2.000 turis asal negeri jiran Malaysia yang berencana melakukan pendakian Puncak Cartenz dari arah Selatan melalui Lapangan Terbang Mulu sekitar bulan Februari atau Maret 2012.

"Kami sudah bertemu masyarakat Mulu untuk sosialisasi pengembangan wisata ke Puncak Cartenz melalui daerah mereka. Kita harapkan dukungan dari masyarakat agar kegiatan kepariwisataan ke Puncak Cartenz dari arah Mulu bisa digarap maksimal untuk masa depan masyarakat yang ada di sekitar itu," jelas Sombuk.

Ia mengatakan, selama ini pendakian ke Puncak Cartenz, salah satu dari tujuh puncak tertinggi dunia belum pernah dilakukan dari arah Selatan.

Selain karena medannya yang sangat terjal, infrastruktur yang ada di wilayah Selatan selama ini belum dibangun. Padahal, jarak tempuh ke Puncak Cartenz dari arah Mulu lebih dekat dibanding dari arah Utara yang melewati Ilaga atau Sugapa.

Prospek pengembangan pariwisata ke Cartenz dari arah Selatan semakin terbuka lebar setelah PT Freeport Indonesia membangun Lapangan Terbang perintis di Mulu, Kampung Tsinga yang mulai dioperasikan pada bulan Februari 2010.

Untuk mencapai Mulu, Kampung Tsinga, wisatawan hanya membutuhkan waktu tempuh tidak sampai 15 menit dari Timika menggunakan pesawat perintis dengan biaya tiket hanya Rp200.000 per orang.

Menurut Sombuk, rencana kunjungan ribuan turis asal Malaysia pada Februari atau Maret 2012 merupakan kerja sama antara perusahaan penerbangan Garuda Indonesia, DPOK Mimika dan kelompok masyarakat Tsinga, Distrik Tembagapura.

"Kalau kondisi cuaca mendukung, mereka akan datang untuk melakukan pendakian ke Puncak Cartenz pada bulan Februari atau Maret tahun depan," kata Sombuk.


Langkah Besar

Jika rencana itu dapat terealisasi, menurut Sombuk, hal itu merupakan suatu langkah besar bagi kegiatan kepariwisataan di Mimika.

Dalam rangka itu, beberapa hal yang dipersiapkan oleh DPOK Mimika yaitu terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat Mulu tentang dampak positif dari kegiatan kepariwisataan.

Pemkab Mimika juga berencana melengkapi infrastruktur di Lapangan Terbang Mulu dengan membangun tempat penginapan atau "home stay" untuk tempat peristirahatan sementara para wisatawan yang hendak melakukan pendakian ke Puncak Cartenz ataupun yang sudah kembali dari Puncak Cartenz.

Hal terpenting lainnya untuk mendukung kegiatan kepariwisataan ke Puncak Cartenz melalui Mulu, Kampung Tsinga, katanya, yaitu bagaimana menciptakan kondisi yang aman dan nyaman di kawasan sekitar Mulu hingga ke Puncak Cartenz sehingga wisatawan tidak merasa terganggu aktivitasnya.

Puncak Cartenz merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi dunia dengan ketinggian sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut. Puncak Cartenz diapit oleh sejumlah kabupaten di Provinsi Papua yaitu Mimika, Puncak dan Intan Jaya. Di puncak tertinggi Cartenz atau yang dalam bahasa Amungme disebut "Nemangkawi" terbentang hamparan gletser atau salju abadi.

Pada 2009, sejumlah anggota tim peneliti yang dipimpin Prof Lonnie Thomson dari Ohio State University Amerika Serikat melakukan penelitian inti es di Puncak Cartenz dan menyimpulkan gletzer atau bentangan es yang ada di Puncak Cartenz akan habis atau hilang dalam kurun waktu 20-30 tahun ke depan akibat pemanasan global.  (E015/A011)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011