Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan menerjunkan satu kompi Pasukan Khas (Paskhas) untuk membantu mencari pesawat Cessna 172-PK milik Nusa Flying International School yang hilang sejak Rabu (16/11) lalu.

"Kami menerjunkan satu kompi Paskhas untuk melakukan pencarian pesawat latihan tersebut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus, di Jakarta, Jumat.

Tak hanya itu, lanjut dia, TNI AU juga mengerahkan empat unit helikopter dalam pencarian melalui udara.

Sementara berdasarkan pantauan udara oleh Popunas Kohanudnas TNI AU pada Kamis (17/11), pesawat naas yang hilang tersebut berada pada koordinat 06.50-58" lintang selatan 108.01`. 45" bujur timur, dan diperkirakan pesawat tersebut menghilang di jarak 12,5 km arah 0840 dari Kota Sumedang.

Tim gabungan telah mencari pesawat itu sejak 2 hari lalu dengan menyusuri platform rute penerbangan pesawat yang diawaki instruktur Kapten Partogi Sianipar dan dua siswa penerbang Nusa Flying School International, masing-masing bernama M. Fikriansah Apriano dan Agung Febrian Prastowo.

Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama pihak terkait diantaranya TNI, Polri, Wanadri dan pihak sekolah serta pihak keluarga hari ini kembali mencari pesawat Cessna 172. Pencarian difokuskan di wilayah selatan yaitu Wanayasa, Tangkuban Perahu, areal hutan lindung Batu Jajar yang merupakan wilayah di sekitar tempat latihan Kopassus.

Humas Basarnas Gagah Prakoso mengatakan bahwa sebelumnya tim gabungan dibawah kordinasi Basarnas telah menyusuri wilayah yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya pesawat Cessna 172 tersebut.

"Semua lokasi yang diinformasikan ke kita telah kita check. Hasilnya masih belum kita temukan. Kita cenderung melakukan pencarian hari ini dari Wanayasa ke arah Selatan," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui kondisi cuaca ketika peristiwa hilangnya pesawat Cessna 172 terjadi. Dugaan sementara pesawat keluar dari jalur penerbangan yang seharusnya diikuti karena terhempas angin.

"Pesawat itu kan kecil, kena angin mudah terhempas. Tapi kita juga harus memikirkan bagaimana pola pikir siswa saat peristiwa itu terjadi. Mungkin saja mereka berlindung di awan, tapi akhirnya terkena kabut dan kemudian tersasar. Semua prediksi kita lakukan dalam pencarian ini," ucapnya.

(S037/E001)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011