Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan, Agus Suprijanto, mengatakan atau penyerapan anggaran belanja negara yang diperkirakan akan menumpuk pada akhir tahun 2011 tidak akan memicu laju inflasi.

"Pernyataan bahwa pengeluaran anggaran yang melonjak akhir tahun akan memicu inflasi, saya rasa tidak tepat, karena jumlah pengeluaran di akhir tahun relatif kecil dibandingkan dengan total jumlah uang yang beredar," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Selain itu, Agus menjelaskan bahwa dana yang berasal dari pengeluaran akhir tahun tersebut, tidak akan menimbulkan kelebihan likuiditas di pasar yang bisa mendorong terjadinya permintaan tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.

"Dana-dana yang berasal dari pengeluaran di akhir tahun tersebut, biasanya langsung masuk ke sistem perbankan dalam bentuk time deposit, karena kegiatan atau proyek yang dibiayai sudah selesai dilaksanakan. Oleh karena itu, tidak ada efek demand pull," ujarnya.

Menurut Agus, berdasarkan data sejak 2005, kalaupun terjadi peningkatan laju inflasi pada akhir tahun, hal tersebut terjadi karena tingginya permintaan menjelang peringatan Natal dan Tahun Baru.

"Berdasarkan data historis sejak 2005 sampai tahun lalu, lonjakan pengeluaran di akhir tahun tidak ada efek inflationary-nya (demand pull). Kalau ada, itu karena naiknya aktivitas perekonomian menjelang Christmas dan New Year," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Analisis Fiskal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Rofiyanto Kurniawan, memperkirakan bahwa laju inflasi pada dua bulan terakhir ini cenderung tinggi pada kisaran 0,5 persen hingga satu persen.

"Harus kita akui bahwa inflasi kita di bulan November-Desember ini cenderung tinggi, kita sudah memperkirakan November ini sekitar 0,5 persen kemudian Desember itu 0,7 persen sampai satu persen. Itu memang sudah kita perkirakan tinggi," katanya.

Namun, lanjut Rofiyanto, secara keseluruhan laju inflasi tahun kalender 2011 masih rendah dan dibawah perkiraan dalam APBN Perubahan sebesar 5,65 persen.

"Itu sudah kita pertimbangkan, ya jadi artinya memang dampak terhadap inflasi kita masih tetap rendah dan secara keseluruhan inflasi 2011 itu bisa stabil," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Oktober terjadi deflasi sebesar 0,12 persen yang dipengaruhi oleh penurunan harga emas perhiasan.

Dengan demikian laju inflasi tahun kalender 2011 Januari hingga Oktober tercatat sebesar 2,85 persen dan dari tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 4,52 persen.
(T.S034/A035)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011