Surakarta (ANTARA News) - Dewan Pengurus Pusat Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia akan menggelar festival orkes keroncong remaja tingkat nasional untuk menstimulasi perkembangan musik itu di kalangan muda tanah air.

Festival itu direncanakan dapat terlaksana pada 2012 dan setiap dewan perwakilan cabang di tingkat kota dapat mewakilkan masing-masing kelompok musik keroncong dari daerah asalnya.

Ketua DPP Hamkri Iwan Krisna, di sela pelantikan jajaran Dewan Pengurus Cabang Surakarta Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) di Kompleks Loji Gandrung di Solo, Jumat malam mngatakan, selama ini, perlombaan musik keroncong hanya berupa kontes menyanyi saja dan jarang menampilkan orkes-orkes yang digawangi para pemuda.

Iwan mengatakan digelarnya festival tersebut dapat membuat jenis musik langgam ini dapat membudaya di kalangan muda yang mulai tergerus dengan budaya pop.

"Pengembangan musik ini di beberapa daerah pun tidak hanya berupa keroncong asli dan dapat dicampurkan dengan kearifan lokal sehingga menciptakan keroncong inkulturasi," kata Iwan.

Dia mengatakan inkulturasi pada musik keroncong akan menciptakan perpaduan seni budaya yang memiliki keunikan tersendiri karena masing-masing daerah di Indonesia telah memiliki ciri khas budaya yang berbeda.

Kota Solo, lanjut dia, menjadi salah satu kota yang memiliki perkembangan pesat dalam musik keroncong dengan lahirnya beberapa legenda musik ini di Kota Bengawan.

"Solo menjadi kota pertama digelarnya rapat anggota Hamkri di tingkat nasional dan harus menjadi stimulan bagi kota lainnya terkait perkembangan musik keroncong," lanjutnya.

Iwan menambahkan Hamkri di tingkat pusat juga terus mendorong masing-masing perwakilan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menyelenggarakan perlombaan menyanyi keroncong bagi para pelajar agar dapat ditemukan bibit-bibit baru di musik ini.

"Hamkri pun menyediakan beasiswa bagi para pelajar yang menekuni musik keroncong dan telah diberikan pada puluhan pelajar di Jakarta, Wonosobo, dan Sumatera," kata dia.  (ANT-202/R007)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011