Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono mengatakan, ASEAN masih bisa menjaga sentralitasnya dan tidak melihat bahwa berbagai negara mitra dialog ASEAN sebagai pihak yang tidak menghormati kedaulatan negara-negara Asia Tenggara.

"Saya pastikan bahwa ASEAN tetap memiliki peran yang besar dan masih bisa menjaga sentralitasnya," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers setelah penutupan KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali, Sabtu.

Presiden memaparkan, berdasarkan sejarah arsitektur regional, ASEAN yang berdiri sejak 1967 merupakan organisasi regional yang telah benar-benar teruji secara historis.

Selama perjalanannya, ujar dia, ASEAN telah berkembang menjadi sebuah kawasan yang semakin aman, damai, dan stabil, serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dengan baik.

Selain itu, kerja sama yang dikembangkan dengan sejumlah mitra seperti China, Korea Selatan , dan Jepang (yang menjadi ASEAN+3) serta negara lainnya seperti Amerika Serikat dan Rusia dinilai sebagai sesuatu hal yang penting bagi perkembangan ASEAN tersebut.

Presiden juga menuturkan, berbagai negara mitra tersebut juga tidak pernah menentukan agenda serta sangat menghormati sentralitas ASEAN.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan PBB siap bekerja sama dengan ASEAN untuk mengatasi tantangan-tantangan global.

"PBB siap untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi serta penghormatan hak asasi manusia," kata Ban Ki-moon di Nusa Dua, Bali, Sabtu, seusai mengikuti Pertemuan Puncak ASEAN-PBB ke-4.

Sekjen PBB juga menyampaikan keyakinannya bahwa ASEAN dengan hubungan baik antaranggotanya, komitmen politik, dan sumber daya yang ada, maka organisasi itu juga dapat mencapai cita-citanya membentuk Komunitas ASEAN pada 2015.

Ban Ki-moon juga menilai bahwa dengan segala capaian yang diperoleh ASEAN hingga kini maka sudah saatnya ASEAN memainkan peran yang lebih besar di komunitas global. (*)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011