Manila (ANTARA News) - Ribuan angota kelompok kiri hari Rabu menyerukan pengunduran diri Presiden Filipina Gloria Arroyo ketika para pemrotes itu turun ke jalan untuk menandai peringatan ke-20 tahun kejatuhan diktator Ferdinand Marcos. "Turunkan Gloria!" teriak para pendemo ketika mereka berbaris menuju monumen peringatan jatuhnya Marcos di pusat kota Manila. Marcos digulingkan lewat pemberontrak rakyat tidak berdarah dukungan militer. Gerakan "Kekuatan Rakyat" dimulai 22 Februari 1986 dan tiga hari kemudian Marcos meninggalkan Filipina dan tinggal di pengasingan di Hamaii. Kepala polisi Manila Vidal Querol, seperti dikutip Kantor Berita AFP, mengatakan antara 3.000 dan 4.000 warga Filipina meramaikan demo tersebut, yang dipantau oleh antara 200 dan 300 polisi. Letjen Angkatan Darat Filipina Hermogenes Esperon hari Rabu secara terpisah mengumumkan bahwa pihak berwenang telah menggagalkan kudeta militer terhadap Arroyo yang seharusnya dilancarkan pekan lalu atau bulan depan. Ia mengatakan sejumlah konspirator telah ditahan, termasuk beberapa mereka yang ikut dalam pemberontakan militer yang gagal terhadap Arroyo pada Juli 2003. Arroyo berhasil lolos dari mosi tidak percaya di parlemen tahun lalu. Tapi kelompok oposisi kemudian menuduh Arroyo mencuri suara dalam pemilihan presiden pada Mei 2004. Ia membantah tuduhan itu dan menolak tuntutan untuk mundur sebagai presiden. Arroyo sendiri naik ke kursi presiden setelah protes rakyat dukungan militer terhadap pendahulunya, Joseph Estrada, tahun 2001.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006