Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah melemah sebesar 25 poin terhadap dolar AS masih dipicu dari memburuknya masalah pendanaan Eropa terutama setelah "yield" obligasi pemerintah Spanyol mendekati level kritis di tujuh persen.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Senin pagi bergerak turun ke posisi Rp9.040 atau melemah 25 poin dibanding sebelumnya Rp9.015.

"Masalah Eropa sepertinya masih menjadi perhatian investor dan menyebar ke Asia, "yield" obligasi pemerintah Spanyol mendekati level kritis di tujuh persen. Kondisi ini membuat mata uang dollar AS menguat. Dari dalam negeri ekonomi kita masih positif," kata analis Monex Investindo Futures, Johannes Ginting di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, kabar munculnya spekulasi bahwa European Central Bank (ECB) akan mulai memberikan pinjaman guna membantu upaya penyelamatan ekonomi zona Euro yang bermasalah belum memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.

"Perbaikan di pasar obligasi Eropa dan spekulasi mengenai kesediaan ECB dalam memberikan pinjaman belum mengangkat sentimen pasar untuk saat ini," kata dia.

Ia mengatakan, terkait kondisi pasar yang masih bersikap pesimis atas masalah hutang Eropa dan ekonomi AS, investor terus melindungi posisi short-dollar.

"Namun Bank Indonesia diperkirakan masih akan melakukan intervensi untuk melindungi rupiah," katanya.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan, beberapa data dari ekonomi AS yang akan keluar pada minggu ini sebagian besar diperkirakan membaik.

Diantaranya, kata dia, pengeluaran konsumen untuk bulan Oktober 2011 diperkirakan meningkat 0,3 persen mom (month on month), diikuti dengan ekspektasi keknaikkan pendapatan sebesar 0,3 persen mom.

"Peningkatan akan mendukung pertumbuhan ekonomi di triwulan ke empat mengingat ekonomi AS memasuki faktor musim terkait dengan perayaan `Thanksgiving`, dan perayaan Natal dan Tahun Baru, yang biasanya diikuti dengan siklus penjualan yang meningkat," kata dia.

Namun, lanjut dia, sebaliknya di sektor perumahan masih mengalami penurunan. Penjualan rumah masih terus turun di bulan Oktober tahun ini.

"Pada 23 November ini adalah batas waktu kongres AS menentukan besaran dari pemangkasan anggaran senilai 1,2 triliun dolar AS untuk 10 tahun mendatang, mungkin akan mempengaruhi pasar," ujar dia.
(ANT)


Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2011