Surabaya (ANTARA News) - Petugas kepolisian Polsek Karangpilang, Surabaya, Kamis pagi, mulai berusaha untuk menembaki burung merpati milik warga di Kelurahan Kedurus yang masih banyak berkeliaran, untuk mengantisipasi semakin meluasnya virus flu burung (AI). "Sekarang kami sudah berkeliling untuk mencari merpati. Petugas yang melakukan penembakan adalah Pak Hadi, anggota Polsek Karangpilang, dibantu beberapa petugas Pemkot dan Dinas Peternakan," ungkap Lurah Kedurus, Amin Djakfar Rasidi, ketika dihubungi ANTARA di Surabaya, Kamis. Ia menjelaskan petugas penembak burung merpati itu, berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sepeda motor. Selain mengandalkan pencarian sendiri, petugas juga mencari informasi dan laporan dari warga mengenai adanya merpati yang berkeliaran. Ia memperkirakan masih ada ratusan merpati milik warga yang masih belum diserahkan dengan berbagai alasan, antara lain karena harganya mahal, sedangkan Pemkot hanya memberi ganti rugi Rp5.000 per ekor. "Namun demikian, banyak juga warga yang secara sukarela menyerahkan merpatinya untuk dimusnahkan. Pagi ini ada sekitar 16 ekor merpati milik warga yang sudah diserahkan ke keluarahan. Kami terus berupaya mengimbau warga agar secara sadar menyerahkan burung piaraan kesayangannya itu," ujarnya. Menurut dia, pihaknya sudah berupaya untuk mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengurus RT/RW, agar membantu menyadarkan warga untuk menyerahkan unggas piaraannya untuk dimusnahkan. "Ya namanya binatang kesayangan, mereka keberatan menyerahkan untuk dimusnahkan, tapi kami terus berupaya menyadarkan mereka. Ini kan untuk kepentingan bersama juga," tutur Djakfar. Menurut dia, selama dua hari proses pemusnahan unggas dengan cara disembelih kemudian dikubur, sudah ada sekitar 600 ekor unggas. Padahal, data dari Pemkot, di Kelurahan Kedurus hingga radius satu kilometer ada sekitar 1.600 ekor unggas yang seharusnya dimusnahkan, atau masih tersisa sekitar 1.000 ekor unggas belum dimusnahkan. Selain melakukan pemusnahan, kata Lurah Kedurus, pihaknya juga melakukan penyemprotan kandang dan kotoran unggas yang diduga potensial menularkan virus berbahaya tersebut. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006