New York (ANTARA News) - Banyak pekerja AS mengemukakan mereka merasa diburu pekerjaan, namun volume pekerjaan yang mereka rampungkan malah menurun ketimbang satu dekade silam, demikian menurut riset yang baru disiarkan. Para pekerja rata-rata hanya mampu menyelesaikan dua pertiga pekerjaan mereka pada tahun lalu, turun dari tiga perempat dalam pengkajian 1994, kata temuan riset yang dilakukan Day-Timers Inc, sebuah perusahaan pembuat produk organisasi yang berbasis di Pennsylvania, Texas. Penyebab terbesar adalah teknologi yang seharusnya membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat, kata para pakar, seperti dilaporkan Reuters. "Teknologi telah mempercepat segala sesuatu, dengan mempercepat segala sesuatu, teknologi secara bertolak belakang memperlambat sesuatu," kata John Challenger, kepala eksekutif Challenger, Gray & Christmas Inc., sebuah perusahaan konsultan yang berpusat di Chicago. "Kita tidak lagi berkonsentrasi pada satu tugas saja," ujarnya. Tidak seperti satu dekade lalu, para pekerja AS banyak menerima e-mail, pesan komputer, telpon pada ponsel mereka, voice mail dan sejenisnya, riset tersebut memperlihatkan. Rata-rata waktu yang digunakan untuk bekerja dengan komputer hampir mencapai 16 jam tahun lalu, dibandingkan 9,5 jam pada 10 tahun lalu, demikian menurut riset Day-Timers yang dirilis pekan ini. Mereka biasanya mendapat 46 e-mail sehari, hampir separuhnya adalah e-mail sampah (spam), kata riset itu. Tetap terburu-buru Sebanyak 66 persen dari mereka menyatakan mereka selalu sering merasa terburu-buru, namun mereka yang merasa sangat produktif atau luar biasa produktif merosot menjadi 51 persen dari 83 persen pada 1994, riset itu menunjukkan. Pada 1994, 82 persen mengatakan mereka mencapai paling tidak separuh pekerjaan harian yang mereka rencanakan, namun jumlah mereka merosot menjadi 50 persen pada tahun lalu. Satu dasawarsa silam, 40 persen dari para pekerja menganggap diri mereka sebagai pekerja yang sangat berhasil atau luar biasa sukses, namun jumlah tersebut anjlok menjadi 28 persen. "Kami pikir kami menjadi lebih cepat, cerdas dan lebih baik dengan semua teknologi ini, namun ternyata kami masih merasa tergesa-gesa dan perasaan kami terhadap produktivitas merosot," kata Maria Woytek, manajer komunikasi pemasaran Day-Timers. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006