Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencatat penerimaan cukai hingga 15 November 2011 mencapai Rp64,79 triliun atau 95,2 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN Perubahan sebesar Rp68,07 triliun.

"Faktor yang mendorong peningkatan penerimaan cukai adalah dampak kenaikan tarif cukai hasil tembakau mulai Januari 2011 dan upaya Ditjen dalam bidang pengawasan peredaran rokok," ujar Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono di Jakarta, Rabu.

Cukai Hasil Tembakau menyumbang penerimaan terbesar yaitu Rp61,65 triliun atau 94,31 persen dari target Rp65,38 triliun, diikuti Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Rp3 triliun atau melebihi target 124,5 persen dari asumsi sebesar Rp2,41 triliun serta Cukai Etil Alkohol Rp135,7 miliar atau 48,2 persen dari target Rp281,6 miliar.

Sedangkan, Agung menambahkan, Bea Masuk tercatat mencapai Rp21,48 triliun atau 99,93 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp21,5 triliun.

Ia menjelaskan faktor yang mendorong peningkatan penerimaan Bea masuk adalah penguatan nilai tukar rupiah yang mendorong meningkatnya impor barang, tarif efektif rata-rata yang berada di atas tarif yang diasumsikan serta upaya Ditjen dalam meningkatkan pelayanan dan pengawasan bidang kepabeanan.

Sementara, Bea Keluar tercatat mencapai Rp25,74 triliun atau telah melebihi target 101,21 persen dari asumsi sebesar Rp25,43 triliun karena adanya peningkatan tarif bea keluar CPO yang berkisar 17,5 persen sampai 25 persen, dengan rata-rata sebesar 20 persen.

"Padahal saat penyusunan APBN diperkirakan tarif bea keluar hanya sebesar 4,5 persen," ujar Agung.

Secara keseluruhan penerimaan Bea dan Cukai mencapai Rp112,03 triliun atau 97,41 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp115,01 triliun.

Tahun lalu, pada periode yang sama, penerimaan Bea dan Cukai mencapai Rp78,17 triliun atau 97,93 persen dari target pada APBN Perubahan 2010 sebesar Rp79,82 triliun.

"Penerimaan ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 43,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Agung. (S034/A026)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011