Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2007 akan berada di atas enam persen, mengingat kondisi ekonomi makro yang diperkirakan akan berhasil. "Inflasi 2007 akan di bawah delapan persen. RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2007 memang belum final, tapi diperkirakan sekitar enampersen lebih," kata Menko di Jakarta, Kamis. Sebelumnya, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan seluruh asumsi makro untuk RKP 2007 akan lebih tinggi dari asumsi APBN 2006. Bahkan, menurutnya, target pertumbuhan ekonomi pada 2007 diperkirakan mencapai 6,4 persen, padahal pada 2006 target pertumbuhan ekonomi hanya 6,2 persen. Menko memperkirakan ekonomi pada 2007 akan lebih optimis daripada tahun 2006 masih diwarnai tren perlambatan ekonomi pada 2005. "Pada semester kedua 2006, investasi akan meningkat dengan suku bunga yang sedang turun sehingga `cost of money` yang rendah," katanya. Menko menambahkan, dengan paket investasi yang sudah jalan, pertumbuhan akan dipacu lebih cepat lagi. "Perseneling 2007 akan lebih tinggi," katanya. Rekomendasi IMF Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam Public Information Notices (PINs) yang diakses dari situs resmi IMF, merekomendasikan pentingnya reformasi struktural untuk mendorong keyakinan investor akan Indonesia. Reformasi struktural yang dimaksudkan IMF adalah reformasi di bidang pajak dan tenaga kerja dalam rangka perbaikan infrastruktur dan kepastian hukum. Dalam hal reformasi pajak, IMF menekankan pentingnya keseimbangan antara hak wajib pajak dan kewenangan aparat pajak. IMF juga merekomendasikan formulasi kerangka waktu implementasi reformasi yang akan mendorong pengawasan yang transparan atas kemajuan yang dicapai. Laporan tersebut adalah berdasarkan hasil diskusi "post-monitoring program" antara dewan eksekutif IMF dengan Pemerintah Indonesia pada 6 Februari 2006.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006