Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan segera mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang antisipasi banjir dan tanah longsor.

"Dalam waktu dekat segera, dalam bentuk Inpres untuk antisipasi bencana alam khusus banjir dan tanah longsor," kata Julian ketika ditemui di kantor kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Inpres itu akan menjelaskan berbagai langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak banjir dan tanah longsor.

Selain itu, Presiden juga memperhatikan langkah-langkah tanggap darurat jika terjadi tanah longsor atau banjir di beberapa daerah di Indonesia akibat perubahan cuaca yang ekstrim.

"Memang diperlukan langkah cepat tanggap darurat antisipasi kemungkinan datangnya bencana alam, tidak hanya di Jakarta tetapi di seluruh Indonesia," katanya.

Presiden telah menggelar rapat terbatas khusus membahas perubahan cuaca yang kemungkinan menimbulkan banjir dan tanah longsor.

Hal yang paling penting, kata Yudhoyono, adalah pengurangan risiko yang mungkin timbul akibat bencana tersebut.

Presiden meminta masyarakat bisa belajar dari pengalaman beberapa negara di Asia Tenggara yang dilanda banjir akhir-akhir ini. Menurut dia, banjir tidak hanya menimbulkan korban, tetapi juga bisa menghancurkan perekonomian dan produksi pangan.

BMKG memperkirakan cuaca ekstrim akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Akhir-akhir ini, cuaca di DKI Jakarta sering berubah secara ekstrim. Pada saat tertentu Jakarta diguyur hujan deras, namun di lain waktu cukup berawan.

Cuaca eksrim juga diperkirakan terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga puncak musim hujan pada Januari 2012.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan, cuaca ekstrem pada awal musim hujan diperkirakan terus meningkat dengan waktu berlangsungnya cenderung singkat di tempat tertentu.

Cuaca ekstrem akan terjadi jika intensitas curah hujan dalam sehari mencapai 50 milimeter per hari, kecepatan angin 40 kilometer per jam dan suhu udara minimum lima derajat celcius lebih rendah dari kondisi normal.

Sementara itu, BMKG Stasiun Pekanbaru berupaya meningkatkan kinerja untuk memantau kondisi cuaca ekstrem yang saat ini masih melanda sebagian besar wilayah Riau.

Staf analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami di Pekanbaru, mengatakan, intensitas kinerja untuk memantau kondisi cuaca rencananya akan dilakukan 24 jam tiap hari tanpa henti.

(F008)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011