Baghdad (ANTARA News) - Serangan-serangan bom dan penembakan menewaskan empat orang dan mencederai sembilan lain di Irak, Minggu, kata sejumlah pejabat keamanan.

Di daerah Qadissiyah, Baghdad barat, sejumlah orang bersenjata menembak mati seorang pegawai kementerian keamanan nasional dan istrinya, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.

Di Baquba, 60 kilometer sebelah utara Baghdad, serangan menewaskan satu orang dan mencederai enam lain, termasuk wanita dan anak-anak, kata seorang pejabat keamanan.

Dalam insiden lain di kota bergolak Mosul, Irak utara, orang-orang bersenjata menembak mati seorang pemilik restoran, sementara satu orang cedera ketika sebuah mortir menghantam sebuah kantor polisi, kata polisi.

Menurut polisi, seorang pejabat keamanan Kurdi dan istrinya cedera dalam ledakan bom di dekat rumahnya di Kirkuk, ibu kota provinsi Kirkuk.

Serangan-serangan bom dan penembakan menewaskan sedikitnya 16 orang dan mencederai lebih dari 20 pada Sabtu, dua hari setelah tiga ledakan menewaskan 19 orang dan mencederai sedikitnya 65 di kota pelabuhan selatan, Basra.

Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi menjelang penarikan penuh pasukan AS.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.

Menurut data resmi, sepanjang Oktober kekerasan di Irak menewaskan 258 orang.

Sebanyak 185 orang Irak tewas dalam kekerasan pada September, menurut angka resmi, sementara 239 orang tewas pada Agustus.

Pada Juli, 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.

Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.

Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.

Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.

Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu, demikian AFP.

(SYS/M014)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011